Pekanbaru, 27/7 (Antara) - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr Wendy Hertanto MA mengatakan kualitas penduduk Indonesia masih rendah karena berada pada urutan ke-124 di dunia yang diurut dari 187 negara melalui pengukuran indeks prestasi manusia (IPM).
"Rendahnya kualitas penduduk tersebut diyakini sulit bersaing dengan penduduk di luar negeri," katanya di sela-sela lomba pidato kependudukan Provinsi Riau di SMA Negeri 1 Kota Pekanbaru, Sabtu.
Menurut Wendy, rendahnya kualitas penduduk Indonesia tersebut mengakibatkan tenaga kerja Indonesia lebih banyak bekerja sebagai buruh di luar negeri karena tidak memiliki kemampuan bernegosiasi.
Dampak rendahnya kualitas SDM tersebut, katanya, banyak tenaga kerja asal negeri ini ditindas oleh majikannya sehingga ini terus menjadi bagian dari persoalan kependudukan.
"Persoalan kependudukan di Indonesia sangat memprihatinkan dimana tercatat sebagai nomor empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat," katanya seraya menambahkan persoalan lainnya penyebaran penduduk yang tidak merata serta data kependudukan yang masih simpang siur.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, katanya, antara lain kepedulian generasi muda perlu lebih ditingkatkan terhadap permasalahan kependudukan yang dihadapi tersebut.
Apalagi saat ini, katanya, Indonesia sudah masuk dalam bonus demografi yakni dimana 100 usia produktif di Indonesia memiliki tanggungjawab terhadap 51 usia non produktif.
"Ke depan tanggungan tersebut akan meningkat lagi terkait pula usia harapan hidup manusia Indonesia juga bertambah panjang," katanya sehingga perlu disiapkan generasi muda menjadi generasi muda yang tangguh.
Oleh karena itu kegiatan lomba pidato kependudukan ini diharapkan generasi muda agar memiliki kepedulian dan kesadaran terhadap keluarga. Kelak mereka memiliki bekal pendidikan, usia dan ekonomi yang cukup matang dalam menikah.
Setelah berumah tangga generasi muda tersebut juga diimbau agar mereka tetap konsisten mengikuti program KB cukup dua anak saja agar generasi berikutnya memperoleh pertumbuhan gizi yang seimbang dan bisa mengenyam pendidikan tinggi.
Lomba ini diikuti usia remaja yakni 15-19 tahun sbeanyak 31 peserta dan usia dewasa muda 20-24 tahun sebanyak 15 peserta berasal dari Kota Pekanbaru, Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kuantan Singingi.
(F011)