Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Rini Handayani mengatakan pentingnya pendidikan seks pada anak sejak usia dini sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak.
"Kita harus sampaikan pendidikan seks pada anak. Mana yang harus dilindungi, yang tidak boleh dipegang oleh orang lain," kata Rini Handayani dalam media talk bertajuk "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045", di Jakarta, Selasa.
Pihaknya juga menekankan bahwa harus disampaikan nama-nama bagian tubuh yang sebenarnya kepada anak, termasuk nama asli organ reproduksi.
"Kita tidak boleh menyampaikan kepada anak sebutan lain selain nama sebenarnya dari bagian tubuh," kata Rini Handayani.
Pendidikan seks penting dilakukan agar anak mengenal organ reproduksinya, mencegah terjadinya pelecehan seksual, dan anak dapat lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi.
Rini Handayani menilai masih maraknya kekerasan seksual pada anak salah satunya disebabkan pendidikan seks pada anak yang dianggap masih tabu.
"Kasus pelecehan seksual, ada yang korbannya anak tiga tahun. Sehingga betul-betul kita harus menjelaskan pendidikan seks pada anak sejak usia dini," katanya.
Menurut dia, penyampaian pendidikan seks pada anak dapat disesuaikan dengan usia anak, bisa dengan menggunakan boneka atau alat peraga untuk memudahkan anak memahami pendidikan seks.
Rini Handayani menambahkan bahwa peran keluarga sangat penting dalam memberikan pendidikan seks pada anak.
"Peran keluarga dikuatkan, kualitas keluarga harus ditingkatkan," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Cegah kekerasan seksual, KPPPA tekankan pendidikan seks pada anak