Medan,5/5 (antarasumut)- Kota Medan berhasil masuk nominasi penerima penghargaan paling bergengsi dari Kementian Lingkungan Hidup Republik Indonesia yakni Piala Adipura Kencana. Untuk mendapatkannya, Medan kini bersaing dengan 6 kota lainnya yakni Kota Surabaya, Kota Tanggerang, Kota Palembang, Kota Balik Papan, Kota Malang dan Kota Manado.
Untuk itu Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM terus melakukan sejumlah persiapan sehingga ibukota provinsi Sumatera Utara ini berhasil mendapatkan penghargaan prestisius tersebut.
Hal ini disampaikan Wali Kota ketika meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun Jalan Paluh Nibung Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Minggu (5/5).
Dijelaskan Wali Kota, keberhasilan Kota Medan masuk nomisasi ini diketahui berdasarkan faximile dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.B-5037/Dep.IV/LH/PPM/05/2013 tanggal 2 Mei 2013 yang ditandatangani Deputi Bidang Pewngelolaan Bahan Berbahaya Beracun, Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Sampah Masnellyarti Hilman.
Menurut Wali Kota, keberhasilan Kota Medan masuk nominasi mendapatkan Piala Adipura Kencana tentunya snagat membanggakan sekali. Selama ini kota yang masuk nominasi mendapatkan Piala Adipura Kencana biasanya setelah tiga kali bertutut-turut mendapatkan Piala Adipura. Karenanya, Wali Kota keberhasilan itu harus segera diwujudkan dengan melakukan sejumlah persiapan. Salah satunya dengan mempersiapkan TPA Terjun.
“Jadi peninjauan ini kita lakukan sebagai persiapan untuk penilaian akhir guna mendapatkan Piala Adipura Kencana. Sebab, tim Dewan Pertimbangan Adipura (DPA) dan anggota tim teknis akan mengadakan kunjungan lapangan. Kita harapkan mereka puas dengan seluruh persiapan dan upaya yang telah kita lakukan. Dengan demikian keinginan kita untuk mendapatkan Piala Adipura Kencana, Insya Allah dapat terwujud,” kata Wali kota.
Didampingi Wakil Wali Kota Drs H Dzulmi Eldin MSi, Sekda ir Syaiful Bahri Lubis MM serta sejumlah p[impinan SKPD terkait di lingkungan Pemko Medan, Wali Kota selanjutnya menjelaskan peninjauan ini dilakukan karena setiap TPA yang terbuka dan tidak dipakai lagi harus ditutup. Karenanya, orang nomor satu di Pemko Medan dalam peninjauan tersebut mengecek bagian TPA Terjun yang sudah tidak dipergunakan lagi. Dari peninjauan yang dilakukan, bagian yang sudah tidak dipergunakan itu telah ditutup.
Sedangkan bagian yng masih dipergunakan, kata Wali Kota, harus ditata. Salah satu bentuk penataan yang akan dilakukan melalui penataan limbah sanitasi renfil. Meski telah memiliki sanitasi renfil namun belum dilakukan maksimal. “Untuk itu Pemko Medan untuk Tahun Anggaran 2013 ini, menganggarkan lebih kurang Rp.10 miliar guna membuat sanitasi renfil. Apalagi Pemko Medan memiliki lahan seluas 4 hektar di lahan TPA terjun tersebut,” ungkapnya.
Selanjutnya Wali kota berharap , TPA yang ada saat ini masih bisa dipergunakan 7 sampai 10 tahun lagi. Upaya yang dilakukan Pemko Medan ini telah ditinjau dari perwakilan Pemko Palembang dan Depok ketika studi banding ke Kota Medan. Kemudian Wali Kota minta kepada Kadis Kebersihan Pardamean Siregar untuk selalu mempersiapkan alat-alat berat di tempat tersebut. Begitu ada bagian yang tidak dipergunakan lagi untuk pembuangan sampah selama seminggu, maka langsung ditutup.
Selain melihat bagian TPA yang sudah ditutup, Wali Kota juga meninjau sanitasi renfil yang ada hasil pembangunan pihak pusat melalui Ditjen Cipta Karya. Namun air limbah hasil pengolahan belum sesuai harapan. Karenanya sanitasi renfil yang ada itu harus dikembangkan lagi agar pengolahan air limbah sesuai dengan yang diharapkan.
Usai melihat sanitasi renfil, Wali Kota selanjutnya memberikan instruksi kepada Kadis Kebersihan untuk melakukan sejumlah perbaikan lagi. Begitu juga dengan pimpinan instansi terkait, salah satunya Kadis Bina Marga Kota Medan Khairul Syahnan agar saling bersinergi.
”Dengan sinergitas yang kita lakukan, saya yakin hasilnya bisa lebih baik lagi ,” harapnya.
Disinggung mengenai peluang, Wali Kota mengaku seluruh kota yang masuk nominasi memiliki peluang yang sama. Untuk itu diperlukan persiapan yang lebih baik dan mendapat dukungan penuh seluruh warga Kota Medan. Dari 6 kota yang masuk nominasi, hanya 2 kota yang masuk kategori kota metropolitan yakni Kota Surabaya dan Palembang. Sedangkan 4 kota lagi yaitu Tanggerang, Balik Papan, Malang dan Manado masuk kota besar.
“Jadi saya minta dukungan penuh dan doa dari seluruh warga Kota Medan agar kita mendapatkan Piala Adipura Kencana untuk yang pertama kalinya,” harapnya.
Walikota Batam Ahmad Dahlan diwakili Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil Pemko Batam Drs Sadri Khairuddin MM yang juga Ketua Tim Tenis Batam pada pertandingan persahabatan dimaksud bersama sejumlah pimpinan satuan kerja perangkat daera (SKPD) Pemko Batam pada kesempatan ini juga mengemukakan pihaknya siap mengoptimalkan hubungan kerjasama dengan Sumut dan kabupaten kota lainnya di provinsi tetangga ini.
Dikemukakan Batam memang dikembangkan untuk kota MICE (meeting, intencive, conference dan exhibition) dan potensi kepariwisataan juga besar untuk dikerjasamakan karena jumlah kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri ke Batam terus meningkat. Pada 2012, jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Batam mencapai sekitar lima juta orang, sementara wisatawan luar negeri mencapai 1,2 juta. Untuk 2013, jumlah kunjungan wisatawan asing terutama dari kawasan Asia ditargetkan naik menjadi 1,25 juta orang.
Lebih lanjut Sekdaprovsu mengemukakan komitmen Gubsu meretas egosektora terutama agar masing-masing daerah lebih luwes dan berinovatif melakukan hubungan kemitraan yang saling menguntungkan dengan menyandingkan posisi potensi masing-masing. Selama ini tidak jarang terjadi tumpang tindih kewenangan antara gubernur dan bupati/walikota.
Konflik kewenangan dan egosektoral itu terutama dikaitkan dengan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara langsung berkaitan dengan pendapatan daerah. Ego sektoral lewat konflik kewenangan kepala daerah ini seringkali terjadi berlarut-larut. "Pada akhirnya rakyat yang jadi korban. Dampaknya,investasi enggan masuk karena ketidakpastian dan situasi menjadi tidak konduksif untuk pertumbuhan serta aktivitas ekonomi," tuturnya.
Ke depan katanya jangan lagi berpandangan egosektoral yang hanya mempersoalkan kewenangan melainkan masing-masing mendayagunakan kewenangan dan potensi yang ada secara sinerji yang komprehensif serta sinergi antar pemerintah dalam setiap tingkatan antara provinsi dan kabupaten/kota saling bekerjasama dan saling menguntungkan.
Banyak hal yang masih patut menjadi perhatian di antaranya pengelolaan sumber daya dan pemerintah daerah mau bersinergi dan bersama-sama melakukan perencanaan pembangunan. Dengan itu antara dua daerah atau lebih yang berdekatan bisa dengan konsisten melakukan program pembangunan bersama untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.
Tentang keikutsertaan Sumut di Batam Expo 2013 yang berlangsung 2 – 5 Mei 2013 di Gedung Promosi Sumatera Batam Centre yang diikuti 25 provinsi, 26 kabupaten/kota dan 39 Usaha Kecil Menengah (UKM) dari seluruh Indonesia, Sekdaprovsu menilai sangat positip dan optimis akan sangat bermanfaat bagi Sumut.
“Kegiatan ini positip untuk lebih mengorbitkan potensi Sumut,” ujarnya menanggapi expo yang sebagian besar produk yang dipamerkan dan dijual meliputi produk tekstil dari berbagai daerah, kerajinan dari kayu, batu, logam lain serta pameran potensi investasi dan pembangunan berbagai daerah dengan jumlah kunjungan masyarakat dan transaksi dalam kegiatan ini cukup tinggi.
"Batam sangat menjanjikan untuk berbagai kegiatan promosi dan pameran seperti ini. Potensi wisata Batam sangat tinggi sehingga patut kita terus mengoptimalkan kerjasama dengan Batam," kata Sekdaprovsu seraya mengemukakan berbagai daerah selama ini juga melakukan optimalisasi di Batam terutama kepariwisataan melihat jumlah kunjungan wisata Batam terbanyak setelah Bali dan Jakarta.