Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan bahwa tingkat inflasi beras di wilayahnya turun pada Oktober 2023 bila dibandingkan bulan sebelumnya.
"Secara 'month to month', tingkat inflasi beras di Sumut pada Oktober 2023 adalah 1,74 persen, sementara pada September 2023 tercatat 3,89 persen," ujar Statistisi Utama BPS Sumatera Utara Misfaruddin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Rabu.
Berkurangnya tingkat inflasi itu sejalan dengan penurunan andil beras terhadap inflasi.
Pada Oktober 2023, andil inflasi beras ada di angka 0,08 persen. Bulan sebelumnya, pengaruh beras untuk inflasi mencapai 0,18 persen.
"Jadi memang lebih rendah," kata Misfaruddin.
Pada Oktober 2023, inflasi beras yang tidak signifikan membuatnya tidak berefek pada situasi ekonomi Sumut yang mengalami deflasi bulanan 0,07 persen.
Harga cabai merah yang paling berdampak pada deflasi tersebut dengan andil 0,16 persen terhadap deflasi Sumut Oktober 2023.
Akan tetapi, secara tahunan (year on year), BPS Sumut mencatat kenaikan harga beras paling berdampak atas inflasi di wilayahnya pada Oktober 2023 dengan sumbangan inflasi 0,69 persen. Adapun inflasi "year on year" Sumut Oktober 2023 adalah 2,60 persen.
Namun, keadaan berbeda terjadi pada September 2023, di mana kenaikan harga beras secara dominan menyebabkan inflasi di provinsi beribu kota Medan pada September 2023, baik bulanan maupun tahunan.
Ketika itu, Sumut mengalami inflasi bulan ke bulan 0,37 persen dan tahunan 2,15 persen.
Di lima kota yang menjadi lokasi pengukuran indeks harga konsumen (IHK), beras menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2023 (month to month) meski semua kota tersebut mengalami deflasi.
Andil inflasi beras tertinggi ada di Kota Gunungsitoli dengan 0,18 persen, disusul Sibolga dan Medan (masing-masing 0,08 persen) serta Padang Sidempuan dan Pematang Siantar yang masing-masing 0,06 persen).
Secara kumulatif, BPS menyatakan bahwa hingga Oktober 2023 (year to date), beras di wilayahnya mengalami inflasi 14,28 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Secara 'month to month', tingkat inflasi beras di Sumut pada Oktober 2023 adalah 1,74 persen, sementara pada September 2023 tercatat 3,89 persen," ujar Statistisi Utama BPS Sumatera Utara Misfaruddin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Rabu.
Berkurangnya tingkat inflasi itu sejalan dengan penurunan andil beras terhadap inflasi.
Pada Oktober 2023, andil inflasi beras ada di angka 0,08 persen. Bulan sebelumnya, pengaruh beras untuk inflasi mencapai 0,18 persen.
"Jadi memang lebih rendah," kata Misfaruddin.
Pada Oktober 2023, inflasi beras yang tidak signifikan membuatnya tidak berefek pada situasi ekonomi Sumut yang mengalami deflasi bulanan 0,07 persen.
Harga cabai merah yang paling berdampak pada deflasi tersebut dengan andil 0,16 persen terhadap deflasi Sumut Oktober 2023.
Akan tetapi, secara tahunan (year on year), BPS Sumut mencatat kenaikan harga beras paling berdampak atas inflasi di wilayahnya pada Oktober 2023 dengan sumbangan inflasi 0,69 persen. Adapun inflasi "year on year" Sumut Oktober 2023 adalah 2,60 persen.
Namun, keadaan berbeda terjadi pada September 2023, di mana kenaikan harga beras secara dominan menyebabkan inflasi di provinsi beribu kota Medan pada September 2023, baik bulanan maupun tahunan.
Ketika itu, Sumut mengalami inflasi bulan ke bulan 0,37 persen dan tahunan 2,15 persen.
Di lima kota yang menjadi lokasi pengukuran indeks harga konsumen (IHK), beras menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar pada Oktober 2023 (month to month) meski semua kota tersebut mengalami deflasi.
Andil inflasi beras tertinggi ada di Kota Gunungsitoli dengan 0,18 persen, disusul Sibolga dan Medan (masing-masing 0,08 persen) serta Padang Sidempuan dan Pematang Siantar yang masing-masing 0,06 persen).
Secara kumulatif, BPS menyatakan bahwa hingga Oktober 2023 (year to date), beras di wilayahnya mengalami inflasi 14,28 persen.
Editor : Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023