Medan (ANTARA) - Ekonom dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin menilai penyaluran beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) efektif untuk menekan harga bahan pokok itu di pasar.
"Intervensi yang dilakukan Bulog tersebut dalam penyaluran beras SPHP sejauh ini efektif dalam menekan harga," ujar Gunawan di Medan, Sumut, Senin.
Gunawan mengatakan jika mengacu kepada rata-rata harga beras medium di wilayah Sumut secara keseluruhan dengan harga beras medium turun dari Rp14.800-Rp14.500 per kilogram menjadi Rp14.650-Rp14.400 per kilogram.
Lebih lanjut, ia mengatakan dari sisi persediaan beras mengalami peningkatan dengan puncak pasokan terjadi pada September itu dengan perkiraan mencapai 275 ribu-299 ribu ton.
"Penurunan harga beras itu menjadi kabar baik bagi konsumen karena dibarengi dengan intervensi Bulog. Saya mengkhawatirkan harga beras bisa naik lebih tinggi setelah musim panen besar tahun ini terlewati," ucapnya.
Menurut dia, walaupun ada penyaluran beras SPHP tapi dalam perhitungan belum mampu turun hingga Rp2 ribu per kilogram.
"Apalagi nantinya musim panen sudah terlewatkan dimungkinkan harga kembali naik menjelang kuartal keempat. Untuk itu Bulog dan pemangku kepentingan terus menyalurkan beras SPHP tersebut dalam menjaga kestabilan harga," tutur dia.
Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) menyatakan secara total penyaluran beras SPHP d sekitar 9.100 ton dari Juli sampai medio September 2025.
Penyaluran dilakukan di antaranya pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, gerai pangan binaan pemerintah daerah, BUMN yang bergerak di bidang pangan, Koperasi/gerai Instansi pemerintah lainnya, Rumah Pangan Kita (RPK) serta swalayan/toko ritel modern.
