Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Atika Azmi Utammi Nasution terlihat kesal atas minimnya kehadiran para camat di acara diseminasi I audit kasus stunting yang dilaksanakan oleh dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana setempat di aula hotel Rindang, Kelurahan Panyabungan, Kamis (24/8).
Kekesalan itu diungkapkan Atika mengingat begitu pentingnya agenda tersebut, apalagi para camat juga merupakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kecamatan.
"Saya tidak tahu apa agenda para camat sehingga tidak lengkap pak asisten. Karena, setahu saya sesuai SK itu TPPS tingkat kecamatan itu para camat. Hadirpun tidak bagaimana mau kerja mau mengerti. Jadi, harap para asisten ini untuk dapat dibina, kalau tidak bisa dibina pak asistenlah yang tau kedepannya bagaimana, saya serahkan kepada para asisten," ujar Atika.
Atika menyampaikan, jika pertemuan diseminasi audit stunting yang dihadiri sejumlah camat, kepala opd para kepala puskesmas dan tim tekhnis dan pakar audit kasus stunting Madina itu sangat penting, karena didalamnya akan membahas penyebab stunting dan mengevaluasi strategi-strategi yang sudah dilakukan dalam percepatan penurunan stunting di kabupaten itu.
"Saya seyogianya tidak di Madina hari ini. Karena pentingnya pertemuan ini saya tunda perjalanan saya," sebut Atika yang juga merupakan Ketua TPPS Madina itu.
Disampaikannya, penurunan angka stunting Madina merupakan tugas lintas sektor dan tanggung jawab bersama. Untuk itu dia berharap tugas ini bukan dilihat sebagai tupoksi semata, tapi bagaimana betul-betul menjalankan amanah Perpres nomor 72 tahun 2021.
Kabupaten Madina sendiri pada tahun 2023 menargetkan penurunan angka sebanyak 21 persen dan ditahun 2024 sebanyak 14 persen.
Menurut Atika, target itu merupakan yang hal yang realistis kalau pelaksanaannya dilaksanakan dengan daya dorong bersama-sama dan sama-sama kerja dan jangan dilihat sebagai tupoksi semata, tapi bagaimana betul-betul menjalankan amanah Perpres nomor 72 tahun 202.
"Saya ulangi kita sedang bekerja bukan hanya sebatas mengisi formulir. Bukan hanya sebatas melaporkan delapan konvergensi dan diseminasi stunting yang sudah dilaksanakan, tapi menyelamatkan masa depan anak-anak yang beresiko stunting," tegas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Kekesalan itu diungkapkan Atika mengingat begitu pentingnya agenda tersebut, apalagi para camat juga merupakan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kecamatan.
"Saya tidak tahu apa agenda para camat sehingga tidak lengkap pak asisten. Karena, setahu saya sesuai SK itu TPPS tingkat kecamatan itu para camat. Hadirpun tidak bagaimana mau kerja mau mengerti. Jadi, harap para asisten ini untuk dapat dibina, kalau tidak bisa dibina pak asistenlah yang tau kedepannya bagaimana, saya serahkan kepada para asisten," ujar Atika.
Atika menyampaikan, jika pertemuan diseminasi audit stunting yang dihadiri sejumlah camat, kepala opd para kepala puskesmas dan tim tekhnis dan pakar audit kasus stunting Madina itu sangat penting, karena didalamnya akan membahas penyebab stunting dan mengevaluasi strategi-strategi yang sudah dilakukan dalam percepatan penurunan stunting di kabupaten itu.
"Saya seyogianya tidak di Madina hari ini. Karena pentingnya pertemuan ini saya tunda perjalanan saya," sebut Atika yang juga merupakan Ketua TPPS Madina itu.
Disampaikannya, penurunan angka stunting Madina merupakan tugas lintas sektor dan tanggung jawab bersama. Untuk itu dia berharap tugas ini bukan dilihat sebagai tupoksi semata, tapi bagaimana betul-betul menjalankan amanah Perpres nomor 72 tahun 2021.
Kabupaten Madina sendiri pada tahun 2023 menargetkan penurunan angka sebanyak 21 persen dan ditahun 2024 sebanyak 14 persen.
Menurut Atika, target itu merupakan yang hal yang realistis kalau pelaksanaannya dilaksanakan dengan daya dorong bersama-sama dan sama-sama kerja dan jangan dilihat sebagai tupoksi semata, tapi bagaimana betul-betul menjalankan amanah Perpres nomor 72 tahun 202.
"Saya ulangi kita sedang bekerja bukan hanya sebatas mengisi formulir. Bukan hanya sebatas melaporkan delapan konvergensi dan diseminasi stunting yang sudah dilaksanakan, tapi menyelamatkan masa depan anak-anak yang beresiko stunting," tegas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023