Kebijakan pemerintah menggelontorkan minyak goreng dengan harga Rp14.000 per liter di tengah terjadi gejolak harga komoditas itu membantu menekan inflasi pada Februari.
"Di Sumatera Utara misalnya, pada Februari bisa mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dari Januari yang inflasi 1,03 persen akibat naiknya harga minya goreng hingga menjadi Rp20ribuan dari harga normal Rp11.000-Rp12.000 per liter," ujar pengamat ekonomi Sumatera Utara, Wahyu Pratomo, di Medan, Selasa.
Kebijakan pemerintah menambah pasokan minyak goreng ke pasar dan menetapkan harga eceran tertinggi sebesar Rp14.000 per liter untuk minyak kemasan premium terbukti mampu menekan inflasi.
Pemerintah harus terus mengendalikan harga minyak goreng itu karena ada perhitungan bisa terjadi inflasi pada Maret dan April dampak psikologis mendekati Puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
"Kalau pemerintah bisa mengendalikan harga minyak goreng dan lainnya khususnya cabai merah, bawang merah, bawang putih, ayam ras daging dan gula, maka inflasi bisa terjaga di Maret dan April," ujar Wahyu yang dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara itu.
Kalau pun tidak bisa deflasi, katanya, namun inflasi pada Maret dan April akan rendah atau sebesar 0,1-0,3 persen.
Inflasi yang rendah di bulan tersebut, ujar dia, didorong perhitungan harga beras stabil karena pasokan akan banyak memasuki masa panen.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Nurul Hasanudin, mengatakan, dari lima kota yang dijadikan indeks harga konsumen, tiga kota mengalami inflasi dan dua deflasi.
Kota yang mengalami inflasi yakni Pematangsiantar sebesar 0,18 persen; Padangsidimpuan 0,37 persen, dan Gunung SiSitoSiSito 0,43 persen. Sementara dua kota yang mengalami deflasi, yakni Sibolga sebesar 0,21 persen dan Medan 0,28 persen.
Menurut dia, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga dari lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,82 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; kelompok transportasi sebesar 1,09 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen.
Komoditas utama penyumbang deflasi selama Februari 2022 di Medan antara lain, daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, cabai rawit, ikan dencis, minyak goreng, dan ikan tongkol/ambu-ambu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Di Sumatera Utara misalnya, pada Februari bisa mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dari Januari yang inflasi 1,03 persen akibat naiknya harga minya goreng hingga menjadi Rp20ribuan dari harga normal Rp11.000-Rp12.000 per liter," ujar pengamat ekonomi Sumatera Utara, Wahyu Pratomo, di Medan, Selasa.
Kebijakan pemerintah menambah pasokan minyak goreng ke pasar dan menetapkan harga eceran tertinggi sebesar Rp14.000 per liter untuk minyak kemasan premium terbukti mampu menekan inflasi.
Pemerintah harus terus mengendalikan harga minyak goreng itu karena ada perhitungan bisa terjadi inflasi pada Maret dan April dampak psikologis mendekati Puasa Ramadhan dan Idul Fitri.
"Kalau pemerintah bisa mengendalikan harga minyak goreng dan lainnya khususnya cabai merah, bawang merah, bawang putih, ayam ras daging dan gula, maka inflasi bisa terjaga di Maret dan April," ujar Wahyu yang dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara itu.
Kalau pun tidak bisa deflasi, katanya, namun inflasi pada Maret dan April akan rendah atau sebesar 0,1-0,3 persen.
Inflasi yang rendah di bulan tersebut, ujar dia, didorong perhitungan harga beras stabil karena pasokan akan banyak memasuki masa panen.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Nurul Hasanudin, mengatakan, dari lima kota yang dijadikan indeks harga konsumen, tiga kota mengalami inflasi dan dua deflasi.
Kota yang mengalami inflasi yakni Pematangsiantar sebesar 0,18 persen; Padangsidimpuan 0,37 persen, dan Gunung SiSitoSiSito 0,43 persen. Sementara dua kota yang mengalami deflasi, yakni Sibolga sebesar 0,21 persen dan Medan 0,28 persen.
Menurut dia, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga dari lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,82 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; kelompok transportasi sebesar 1,09 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen; serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen.
Komoditas utama penyumbang deflasi selama Februari 2022 di Medan antara lain, daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, cabai rawit, ikan dencis, minyak goreng, dan ikan tongkol/ambu-ambu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022