Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama tim gabungan dalam Operasi Laut Interdiksi Terpadu 2021 berhasil mengamankan 100 kg sabu yang coba diselundupkan di perairan Selat Malaka, Provinsi Riau.
"Narkotika jenis sabu itu dibawa bandar narkoba dari luar negeri," kata Kepala BNN Petrus R Golose melalui Deputi Pemberantasan BNN Arman Depari di Pelabuhan Ujung Baru, Dermaga Belawan, Kota Medan, Sabtu (25/9).
Arman menyebutkan, penyelundupan narkotika melalui perairan (laut dan sungai) dianggap cukup aman bagi pengedar barang terlarang itu.
Baca juga: Arman Depari: BNN akan tindak tegas oknum penyelundup narkoba di Sumut
Sehubungan dengan itu kehadiran kapal-kapal patroli dengan dukungan personel BNN diharapkan mampu memberikan efek jera bagi sindikat narkoba yang hendak memasukkan sabu ke Indonesia.
"BNN akan terus mencegah peredaran narkoba di Indonesia umumnya dan Sumatera Utara khususnya yang semakin tinggi, dan ini perlu kerja sama instansi terkait lainnya," ujarnya.
Sementara itu, wilayah yang menjadi sasaran operasi yaitu perairan Selat Malaka, perairan Selat Makassar, Laut Sulawesi, Kepulauan Seribu, serta pelabuhan-pelabuhan yang terhubung dengan wilayah perairan tersebut.
Tim gabungan tersebut terdiri atas unsur internal dan eksternal BNN. Unsur internal di antaranya BNN Pusat, BNNP Aceh, BNNP Sumatera Utara, BNNP Riau, BNNP Kepulauan Riau, BNNP Kalimantan Timur, BNNP Sulawesi Selatan, dan BNNP DKI Jakarta.
Sedangkan dari unsur eksternal di antaranya Direktorat Polair Koor Polairud Baharkam Polri, Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea dan Cukai, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Ditjen Perhubungan Laut, serta Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Operasi Laut Interdiksi Terpadu dalam kurun waktu 12 hari yang dibuka Kepala BNN pada Selasa (14/9) di Dermaga Bintang 99, Batam, Kepulauan Riau dan ditutup Kakorpolairud Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Irjen Pol Verdianto Iskandar Bitticaca, di Pelabuhan Ujung Baru, Dermaga Belawan, Kota Medan, Sabtu (25/9).
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Narkotika jenis sabu itu dibawa bandar narkoba dari luar negeri," kata Kepala BNN Petrus R Golose melalui Deputi Pemberantasan BNN Arman Depari di Pelabuhan Ujung Baru, Dermaga Belawan, Kota Medan, Sabtu (25/9).
Arman menyebutkan, penyelundupan narkotika melalui perairan (laut dan sungai) dianggap cukup aman bagi pengedar barang terlarang itu.
Baca juga: Arman Depari: BNN akan tindak tegas oknum penyelundup narkoba di Sumut
Sehubungan dengan itu kehadiran kapal-kapal patroli dengan dukungan personel BNN diharapkan mampu memberikan efek jera bagi sindikat narkoba yang hendak memasukkan sabu ke Indonesia.
"BNN akan terus mencegah peredaran narkoba di Indonesia umumnya dan Sumatera Utara khususnya yang semakin tinggi, dan ini perlu kerja sama instansi terkait lainnya," ujarnya.
Sementara itu, wilayah yang menjadi sasaran operasi yaitu perairan Selat Malaka, perairan Selat Makassar, Laut Sulawesi, Kepulauan Seribu, serta pelabuhan-pelabuhan yang terhubung dengan wilayah perairan tersebut.
Tim gabungan tersebut terdiri atas unsur internal dan eksternal BNN. Unsur internal di antaranya BNN Pusat, BNNP Aceh, BNNP Sumatera Utara, BNNP Riau, BNNP Kepulauan Riau, BNNP Kalimantan Timur, BNNP Sulawesi Selatan, dan BNNP DKI Jakarta.
Sedangkan dari unsur eksternal di antaranya Direktorat Polair Koor Polairud Baharkam Polri, Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea dan Cukai, Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai, Ditjen Perhubungan Laut, serta Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Operasi Laut Interdiksi Terpadu dalam kurun waktu 12 hari yang dibuka Kepala BNN pada Selasa (14/9) di Dermaga Bintang 99, Batam, Kepulauan Riau dan ditutup Kakorpolairud Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Polri Irjen Pol Verdianto Iskandar Bitticaca, di Pelabuhan Ujung Baru, Dermaga Belawan, Kota Medan, Sabtu (25/9).
Editor : Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021