Pemkot Medan memproduksi pupuk kompos dari program pencanangan kawasan bebas sampah di pasar tradisional dan selanjutnya ditawarkan atau dipasarkan ke daerah penghasil komoditas pertanian. 

"Saya sudah hubungi beberapa kepala daerah yang teman-teman bisa saya hubungi seperti Humbahas, Batubara, Deli Serdang, Sergai, Nias, beberapa daerah lagi, ini pupuknya dijual ke daerah penghasil komoditi," katanya saat kegiatan pencanangan kawasan pasar bersih di Pasar Induk Lau Cih, Rabu (15/9).

Sampah-sampah yang diolah tersebut diperoleh dari 51 pasar tradisional yang dikelola oleh Pemkot Medan melalui PD Pasar. Program ini merupakan bagian dari  pencangan kawasan pasar bersih dan pengelolaan sampah. 

Baca juga: Penambahan isoter antisipasi lonjakan kasus COVID-19

Tahap awal 3 pasar yang ditunjuk menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah menjadi pupuk antara lain Pasar Induk Lau Cih, Pasar Sentosa Baru dan Pasar Bakti Halat.

Bukan hanya itu Pemkot Medan akan melakukan investasi dalam rangka mendukung program tersebut. Ke depan akan ada 30 ton sampah yang dikelola menjadi pupuk kompos setiap jamnya.

Ia menekankan salah satu program prioritas Pemkot Medan ke depan adalah persoalan sampah. Sehingga penanganan sampah harus ditangani secara serius mulai dari hulu hingga ke hilir.

Kepada jajaran PD Pasar selaku pengelola pasar tradisional, Bobby berpesan agar pencangan ini jangan hanya sebatas pencangan. Apalagi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) telah maksimal sebagai leading sektor penanganan sampah sudah bekerja maksimal.

Baca juga: Pemkot Medan segera relokasi Merdeka Walk ke gedung Warenhuis

"Berterimakasih kepada pak Husni (Kadis DKP) atas pengelolaan sampah, tadi saya tanya sama pak Husni, kalau sudah ditetapkan sebagai kawasan bersih harus dari hulu dan hilir. Ini ibu Maya (Plt Dirut PD Pasar) harus perhatikan. Saya paham dinamika di pasar sangat tinggi, banyak sekali tentang kebersihan banyak ngambil profit," tuturnya.

Padahal Pemkot Medan, kata dia, tidak boleh berbicara tentang profit atau keuntungan yang dihasilkan dalam pengelolaan sampah. Walaupun potensi itu ada.

"Pengelolaan sampah mau jadi listrik mau jadi pupuk bahan baku lain, itu hanya untuk menghilangkan dampak negatif lebih besar. 

Ketersediaan tempat pembuangan akhir (TPA) harus lebih besar diolah bukan semata-mata profit, yang kelola sampah jangan mikir kan profit terus menerus, ada profit boleh. Tapi kalau hanya pikir profit tanpa pengolahan nya, ini minta tolong dikoreksi," paparnya.

Kepala DKP Medan, M Husni, menambahkan untuk tahap awal pengelolaan sampah pasar tradisional di fokuskan pada tiga lokasi berbeda yakni Pasar Induk Lau Cih, Pasar Sentosa Baru dan Pasar Bakti Halat. 

Di mana, Pasar Induk Lau Cih yang akan menjadi sentra atau pusatnya.Pencanangan kawasan bebas sampah dan pasar tradisional bersih merupakan bagian program Medan Bersih.

"Pak wali telah mencanangkan 3 kawasan bebas sampah di Medan, beliau juga mencanangkan 3 kawasan pasar bersih dimana harapannya akan menjadi efek domino untuk pasar lain dan sampah lainnya. Sampah bukan hanya dibersihkan tapi dikelola hasilnya jadi pupuk dan hasilnya dimanfaatkan," ungkapnya.

Menurut dia, kedepan pengelolaan sampah ini akan menjadi unit usaha PD Pasar dikemudian hari. 
 

Pewarta: Andika Syahputra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021