Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara melakukan sinkronisasi program dan kegiatan sesuai dengan visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan terpilih periode 2025-2030.
"Seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemkot Medan melakukan sinkronisasi visi misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan terpilih," ucap Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar di Medan, Rabu.
Pihaknya menyampaikan bahwa pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan terpilih, Rico Tri Putra Bayu Waas dan Zakiyuddin Harahap, akan digelar 20 Februari 2025.
Setelah itu, kata dia, akan ada penetapan program prioritas maupun kegiatan yang bakal dijalankan oleh orang nomor 1 di Pemkot Medan.
"Untuk itu, kami meminta setiap perangkat daerah memahami visi misi kepala daerah terpilih untuk dituangkan dalam program dan kegiatan," katanya.
Benny mengatakan visi Wali Kota Medan terpilih, yakni "Mewujudkan Medan Bertuah yang Inklusif, Maju, dan Berkelanjutan Melalui Semangat Transformasi Menuju Medan Satu Data", sedangkan misi "Membangun Medan yang Berbudaya, Energik, Ramah, Tertib, Unggul, Aman, dan Humanis".
"Adapun rencana program prioritas kepala daerah terpilih terdiri atas revitalisasi pasar tradisional, pengembangan ruang terbuka hijau dan taman kota," kata dia.
Selain itu, pencegahan dan penanggulangan stunting, digitalisasi pendidikan berbasis smart class dan metaverse, pembangunan pusat kreativitas anak muda, dan pengembangan sistem transportasi publik terintegrasi.
"Kampanye edukasi pengelolaan sampah dan daur ulang, pengembangan pariwisata berbasis ekowisata dan budaya, penyediaan air bersih dan sanitasi layak di kawasan kumuh, serta pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur drainase kota," ujarnya.
Ia mengingatkan pimpinan organisasi perangkat daerah agar mematuhi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
"Perangkat daerah diminta agar melakukan efisiensi belanja seremonial, studi banding, dan perjalanan dinas dengan pengurangan perjalanan dinas hingga 50 persen," kata dia.
Selain itu, kata dia, efisiensi juga menyasar belanja honorarium dan kegiatan pendukung yang tidak memiliki output yang terukur.