Anggota DPRD Madina dari partai Demokrat, Rahmat Risky Daulay berharap sekolah tatap muka di Madina dimulai. Menurut dia, tidak ada yang mengetahui kapan pandemi COVID-19 berakhir.

Selain itu, dirinya juga tidak ingin masyarakat terus-menerus merasa khawatir dengan COVID-19. Dengan pembelajaran tatap muka, lanjut dia, murid akan mendapatkan bimbingan dari para guru.

"Kita berharap penundaan kegiatan belajar tatap muka di Madina dapat dikaji ulang oleh Gubsu. Saat ini kan orang terkonfirmasi COVID-19 hanya 1 orang dan itu pun pelaku perjalanan," sebut Risky kepada ANTARA, Rabu (13/1).

Baca juga: Hamdi Hasibuan Kalapas Klas II B Panyabuangan yang baru

Risky yang juga merupakan sekretaris komisi I DPRD Madina itu menilai sejak sekolah tidak diperbolehkan melaksanakan proses belajar secara tatap muka anak-anak mengalami krisis akhlak.

Sejak pandemi COVID-19 melanda, para siswa baik yang berada di perkampungan maupun yang berada diperkotaan menjadi tak terkontrol.

Aktifitas anak sekolah diluar banyak ditemukan dengan merokok dan bermain di wanet. Para orang tua yang seharusnya diharapkan dapat mengawasi menjadi tak berdaya. Begitu juga dengan para guru. Tenaga pendidik itu pun tidak bisa berbuat banyak karena berada di luar lingkungan sekolah.

Baca juga: COVID-19 melanda, Bupati Madina ajak masyarakat bermunajat

Dari data yang di keluarkan oleh gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Madina pada (12/1) jumlah terkonfirmasi positif virus Corona tercatat 1 orang dan itupun merupakan pelaku perjalan.

Sedangkan yang tercatat suspek dan probable adalah kosong. Sementara yang tercatat kontak erat sebanyak 8 orang.

Belajar tatap muka di Madina sendiri sempat dijadwalkan Dinas Pendidikan setempat. Pelaksanaan proses belajar itu dijadwalkan pada tanggal 4 Januari yang lalu. Namun rencana belajar tatap muka itu kembali ditunda.

Kepala Dinas Pendidikan Madina, Gong Matua menyebut penundaan itu sesuai hasil rapat koordinasi yang di selenggarakan di posko Satuan Tugas (Satgas) penanganan  COVID-19 Provinsi Sumatera Utara pada Rabu (30/12).

"Awal 2021 ini masih di berlakukan pembelajaran dari rumah dan persyaratan untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka harus ada surat sehat atau surat keterangan hasil swab para guru-guru pengajar. di Madina tinggal itu, persyaratan lain sudah hampir rampung," jelasnya.

Gong menyebut, persyaratan untuk pemberlakuan sekolah tatap muka ini hampir rampung. Rekom dari tim gugus tugas penanganan COVID-19 Madina dan Peraturan Bupati tentang tata cara panduan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di TK, Paud, SD dan SMP juga sudah keluar.

Selain itu sosialisasi dan monitoring juga telah dilakukan ke sekolah-sekolah terkait kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan juga dalam belajar tatap muka itu sudah dilakukan.

Gong menyebut dalam proses belajar tatap muka itu nantinya pihak sekolah akan menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan masker, tempat cuci tangan, jaga jarak dan para siswa nantinya juga akan dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan menggunakan thermogun.

"Hingga saat ini persyaratan yang belum terpenuhi adalah surat sehat atau surat keterangan hasil swab para guru-guru pengajar. Persyaratannya sudah hampir rampung tinggal surat keterangan hasil swab," jelasnya.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021