Tim Badan SAR Nasional Medan pada hari ke tiga operasi pencarian korban operator excavator yang tenggelam di dasar Sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, memasang jaring disejumlah titik kearah hilir aliran sungai itu.
"Ini salahsatu upaya mengantisipasi korban," kata Rizal Rangkuti selaku ketua Tim dari Basarnas Medan dalam keterangan pers kepada sejumlah awak media, di titik R1 Kawasan PLTA Batang Toru, Sipirok, Senin (7/12).
Selain memasang jaring, tim operasi pencarian (Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan Masyarakat) terus bekerja keras mencari keberadaan korban termasuk upaya masuk menyelam ke kabin excavator yang tenggelam.
Baca juga: Minggu, sembuh COVID-19 di Tapsel bertambah
"Lokasi tebing yang tingkat kecuramannya tinggi (lebih kurang 200 meter) dengan kemiringan 145 derajat serta sulitnya tempat mengikatkan tali di bibir sungai yang mengalir cukup deras menjadi tantangan hebat para tim bekerja," sebutnya.
Pun demikian seluruh tim bekerja dan dibagi dua tugas (pemasangan jaring dan melanjutkan proses rescue di TKP) tetap menjalankan tugas pencariannya secara hati-hati dan profesional agar tidak menimbulkan masalah baru lagi.
Disinggung hingga sampai kapan proses pencarian korban?, Rizal yang didampingi Camat Sipirok, Sardin Hasibuan, Kabid Kedaruratan/Logistik BPBD Tapsel Hotmatua Rambe, pihak PT. NSHE mengatakan, tergantung pimpinan Basarnas Medan.
"Itu tergantung pimpinan, namun sesuai SOP dalam insiden seperti ini bisa saja hingga mencapai kurang atau 7 hari setelah kejadian," jelasnya sembari memohon semua mendoakan korban dapat ditemukan.
Sebelumnya operator excavator bernama Afuan Mari Mansyah Ritonga, 38 (maaf sebelumnya ditulis Afwan Ritonga) penduduk Sipirok saat hendak kembali ke camp sambil membersihkan parit dari longsoran tanah di titik R26 kawasan PLTA Batang Toru mengalami insiden pada Jumat (4/12) sekira pukul 15.32 WIB.
"Saat itu disertai hujan tiba-tiba excavator beserta korban terseret longsoran tebing dan meluncur (terguling-guling) hingga ke dasar sungai yang cukup deras," kata Rizal sesuai sejumlah saksimata.
Hingga berita ini dikirimkan kedapur redaksi ANTARA korban belum juga berhasil ditemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Ini salahsatu upaya mengantisipasi korban," kata Rizal Rangkuti selaku ketua Tim dari Basarnas Medan dalam keterangan pers kepada sejumlah awak media, di titik R1 Kawasan PLTA Batang Toru, Sipirok, Senin (7/12).
Selain memasang jaring, tim operasi pencarian (Basarnas, TNI, Polri, BPBD, dan Masyarakat) terus bekerja keras mencari keberadaan korban termasuk upaya masuk menyelam ke kabin excavator yang tenggelam.
Baca juga: Minggu, sembuh COVID-19 di Tapsel bertambah
"Lokasi tebing yang tingkat kecuramannya tinggi (lebih kurang 200 meter) dengan kemiringan 145 derajat serta sulitnya tempat mengikatkan tali di bibir sungai yang mengalir cukup deras menjadi tantangan hebat para tim bekerja," sebutnya.
Pun demikian seluruh tim bekerja dan dibagi dua tugas (pemasangan jaring dan melanjutkan proses rescue di TKP) tetap menjalankan tugas pencariannya secara hati-hati dan profesional agar tidak menimbulkan masalah baru lagi.
Disinggung hingga sampai kapan proses pencarian korban?, Rizal yang didampingi Camat Sipirok, Sardin Hasibuan, Kabid Kedaruratan/Logistik BPBD Tapsel Hotmatua Rambe, pihak PT. NSHE mengatakan, tergantung pimpinan Basarnas Medan.
"Itu tergantung pimpinan, namun sesuai SOP dalam insiden seperti ini bisa saja hingga mencapai kurang atau 7 hari setelah kejadian," jelasnya sembari memohon semua mendoakan korban dapat ditemukan.
Sebelumnya operator excavator bernama Afuan Mari Mansyah Ritonga, 38 (maaf sebelumnya ditulis Afwan Ritonga) penduduk Sipirok saat hendak kembali ke camp sambil membersihkan parit dari longsoran tanah di titik R26 kawasan PLTA Batang Toru mengalami insiden pada Jumat (4/12) sekira pukul 15.32 WIB.
"Saat itu disertai hujan tiba-tiba excavator beserta korban terseret longsoran tebing dan meluncur (terguling-guling) hingga ke dasar sungai yang cukup deras," kata Rizal sesuai sejumlah saksimata.
Hingga berita ini dikirimkan kedapur redaksi ANTARA korban belum juga berhasil ditemukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020