Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu menyebut Hutan merupakan pinjaman dari anak cucu yang wajib harus dilestarikan.
"Karenanya hutan jangan dirusak," katanya saat hadir pada pembentukan/pelatihan 130 kader konservasi alam (KKA) di Desa Suka Maju, Kecamatan Marancar wilayah setempat.
Dia mengibaratkan bila hutan sebuah warisan maka seolah-olah sesuka hati menggunakannya. Sebaliknya kalau sebagai pinjaman maka wajib dilestarikan.
Ia menilai, kehadiran KKA merupakan unsur penting untuk terjaganya ekosistem termasuk kekayaan hayati yang ada didalamnya. Apalagi mengingat Tapanuli Selatan memiliki kawasan konservasi yang cukup luas.
Baca juga: BPJAMSOSTEK serahkan data calon penerima BSU gelombang III ke Kemnaker
Seperti kelompok masyarakat adat desa dan dusun Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, Siranap (Hatabosi) di Kecamatan Marancar, yang sejak ratusan tahun (1901) kearifan lokalnya terjaga hingga sekarang, bahkan menjadi role model bagi 14 kecamatan lainnya di daerah ini dan menjadi inspirasi daerah hinterline lain seperti Taput, Paluta, Tapteng, Madina, dan Palas
"Hatabosi berada di areal APL yang sejak ratusan tahun silam tetap konsisten menjamin kelestarian hutan khususnya di cagar alam Sibual-buali yang beririsan langsung ekosistem Batangtoru. Karena masayarakatnya menyadari hutan sumber air yang menjadi sumber kehidupan," ujarnya.
Kepala BKSDA Provinsi Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi, menjelaskan bahwa sebagian besar kader konservasi merupakan pemuda yang berasal dari kelompok masyarakat, pecinta alam dan komunitas yang bergerak di bidang konservasi.
"Sebagian dari kader berasal dari wilayah Sipirok, Marancar, dan Batang Toru. Semuanya akan menjadi ujung tombak dalam pelestarian kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan BKSDA Provinsi Sumatera Utara," harapnya.
Tugas kader menyebarluaskan informasi dan pengetahuan terkait pentingnya menjaga kelestarian hutan, termasuk mengedukasi masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan.
"Selain itu kader dilatih tentang pemetaan, survival atau bertahan hidup, penjelajahan dan pengenalan vegetasi ekosistem tertentu," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Karenanya hutan jangan dirusak," katanya saat hadir pada pembentukan/pelatihan 130 kader konservasi alam (KKA) di Desa Suka Maju, Kecamatan Marancar wilayah setempat.
Dia mengibaratkan bila hutan sebuah warisan maka seolah-olah sesuka hati menggunakannya. Sebaliknya kalau sebagai pinjaman maka wajib dilestarikan.
Ia menilai, kehadiran KKA merupakan unsur penting untuk terjaganya ekosistem termasuk kekayaan hayati yang ada didalamnya. Apalagi mengingat Tapanuli Selatan memiliki kawasan konservasi yang cukup luas.
Baca juga: BPJAMSOSTEK serahkan data calon penerima BSU gelombang III ke Kemnaker
Seperti kelompok masyarakat adat desa dan dusun Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok, Siranap (Hatabosi) di Kecamatan Marancar, yang sejak ratusan tahun (1901) kearifan lokalnya terjaga hingga sekarang, bahkan menjadi role model bagi 14 kecamatan lainnya di daerah ini dan menjadi inspirasi daerah hinterline lain seperti Taput, Paluta, Tapteng, Madina, dan Palas
"Hatabosi berada di areal APL yang sejak ratusan tahun silam tetap konsisten menjamin kelestarian hutan khususnya di cagar alam Sibual-buali yang beririsan langsung ekosistem Batangtoru. Karena masayarakatnya menyadari hutan sumber air yang menjadi sumber kehidupan," ujarnya.
Kepala BKSDA Provinsi Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi, menjelaskan bahwa sebagian besar kader konservasi merupakan pemuda yang berasal dari kelompok masyarakat, pecinta alam dan komunitas yang bergerak di bidang konservasi.
"Sebagian dari kader berasal dari wilayah Sipirok, Marancar, dan Batang Toru. Semuanya akan menjadi ujung tombak dalam pelestarian kawasan konservasi yang berada di bawah pengelolaan BKSDA Provinsi Sumatera Utara," harapnya.
Tugas kader menyebarluaskan informasi dan pengetahuan terkait pentingnya menjaga kelestarian hutan, termasuk mengedukasi masyarakat untuk mencegah kebakaran hutan.
"Selain itu kader dilatih tentang pemetaan, survival atau bertahan hidup, penjelajahan dan pengenalan vegetasi ekosistem tertentu," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020