Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara bersama PDAM Mual Natio mengusulkan permohonan dana senilai Rp60 miliar ke Kementrian PUPR untuk pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana dalam mengatasi krisis air bersih di wilayah Taput di 2021.

Kebutuhan pembiayaan dalam upaya penanggulangan di hadapan Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Kementerian PUPR, di Ruang Rapat Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara lantai III, Medan, Jumat (10/7).

"Dana sebesar Rp60 miliar sudah kita usulkan bersama Dinas Perumahan dan Daerah Permukiman serta Bappeda Taput saat mengikuti rapat konfirmasi pertemuan pemaparan draft laporan akhir pekerjaan perencanaan teknis SPAM Tarutung," ujar Direktur PDAM Mual Natio Taput, Lamtagon Manalu.

Baca juga: Tagihan air 4.513 pelanggan PDAM Mual Natio digratiskan di tengah pandemi COVID-19

Baca juga: PDAM Mual Natio targetkan 17.500 pelanggan di 2019

Pertemuan tersebut digelar untuk menindak lanjuti surat pimpinan Balakosa Konsultant nomor : 24/BC/DED/VI/2020 tanggal 30 Juni 2020 tentang penyampaian draft laporan akhir pekerjaan pembuatan detail engenering design (DED) analisa dan optimalisasi jaringan perpipaan IKK Tarutung, Siatas Barita, dan Sipoholon Taput dalam penyediaan air bersih.

PDAM Mual Natio bersama Kadis Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Bappeda Taput telah mempresentasikan upaya penanggulangan krisis air di Kota Tarutung di hadapan Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Kementerian PUPR.

Kata Lamtagon, Dirjen Sumber Daya Air melalui BWSS akan membangun sumber air baku, jaringan transmisi dan 2 unit reservoar, yakni di Sipoholon dan Tangsi Tarutung. 

Sedangkan Dirjen Cipta Karya melalui  BPPWSU Kementrian PUPR  akan membangun jaringan distribusi umum dan 30 persen sambungan rumah atau SR.

Sementara, Pemkab Taput bersama PDAM Mual Natio akan menyediakan lahan, menyusun dokumen lingkungan, mengurus surat ijin pemanfaatan air dan membangun 70 persen SR dari target 5.000 SR.

Dalam kesepakatan itu, Kementrian PUPR juga meminta agar Pemkab Taput juga menyediakan dana daerah untuk urusan bersama.

"Dengan terwujudnya permohonan ini, kiranya masyarakat mendukung dan  bersedia memberikan lahan serta pembebasan lahan," harap Lamtagon.

Masyarakat juga diminta bersabar, karena realisasi program dimaksud membutuhkan waktu yang cukup lama dengan pembiayaan anggaran yang cukup besar.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020