Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebelumnya menginstruksikan bahwa pertanian tidak boleh berhenti meski dalam pandemi COVID-19. Semangat ini pula yang ditunjukkan Kelompok tani (Koptan) Taruna Tani di Desa Marancar Julu, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Ali Marwan, Penyuluh Desa Marancar Julu, Rabu (29/4), mengatakan meski wabah COVID-19 masih menghantui namun tidak mengendorkan semangat Koptan Taruna tani binaannya memanen padi lokal Silotik.
"Alhamdulillah, dari luas lahan sawah 6 hektare, Koptan Taruna Tani berhasil membawa pulang padi hasil panennya seberat 34,2 ton atau 5,7 ton/ha, dan ini sekaligus menopang ketersediaan stok beras Sumatera Utara di tengah pandemi COVID-19," sebutnya.
Baca juga: Tapsel panen padi Silottik, varietas unggul lokal bersertifikat
Baca juga: Irjen Kementan investigasi bawang putih bantuan di Tapanuli Selatan
Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini mengapresiasi semangat Koptan Taruna Tani juga semangat penyuluh masuk wilayah binaan Polbangtan Medan dalam masa panen di tengah pandemi COVID-19 saat ini demi ketersediaan stok beras.
"Mentan SYL juga sering menyampaikan penyuluh juga tetap harus aktif dalam mengawal dan mendampingi petani, sehingga dapat mendukung berjalannya pembangunan pertanian dari hulu hingga hilir," ungkap Yuliana.
Demikian halnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pertanian, Dedi Nusyamsi yang juga mengingatkan, penyuluh tidak boleh berhenti untuk terus mendampingi petani berproduksi.
"Karenanya, pejuang COVID-19 bukan hanya dokter dan tenaga kesehatan, tetapi juga petani, penyuluh, mantri pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan insan pertanian di seluruh Indonesia untuk menjaga pangan," sebutnya.
Penyuluh Ali Marwan tetap menekankan pada petani yang panen untuk menjaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan memakai sabun usai beraktifitas. Silotik ini varietas andalan di Kecamatan Marancar selain citarasanya lebih enak juga beruntung dari sisi ekonomi karena berasnya dijual seharga Rp12 ribu per kilonya
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Ali Marwan, Penyuluh Desa Marancar Julu, Rabu (29/4), mengatakan meski wabah COVID-19 masih menghantui namun tidak mengendorkan semangat Koptan Taruna tani binaannya memanen padi lokal Silotik.
"Alhamdulillah, dari luas lahan sawah 6 hektare, Koptan Taruna Tani berhasil membawa pulang padi hasil panennya seberat 34,2 ton atau 5,7 ton/ha, dan ini sekaligus menopang ketersediaan stok beras Sumatera Utara di tengah pandemi COVID-19," sebutnya.
Baca juga: Tapsel panen padi Silottik, varietas unggul lokal bersertifikat
Baca juga: Irjen Kementan investigasi bawang putih bantuan di Tapanuli Selatan
Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini mengapresiasi semangat Koptan Taruna Tani juga semangat penyuluh masuk wilayah binaan Polbangtan Medan dalam masa panen di tengah pandemi COVID-19 saat ini demi ketersediaan stok beras.
"Mentan SYL juga sering menyampaikan penyuluh juga tetap harus aktif dalam mengawal dan mendampingi petani, sehingga dapat mendukung berjalannya pembangunan pertanian dari hulu hingga hilir," ungkap Yuliana.
Demikian halnya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pertanian, Dedi Nusyamsi yang juga mengingatkan, penyuluh tidak boleh berhenti untuk terus mendampingi petani berproduksi.
"Karenanya, pejuang COVID-19 bukan hanya dokter dan tenaga kesehatan, tetapi juga petani, penyuluh, mantri pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan insan pertanian di seluruh Indonesia untuk menjaga pangan," sebutnya.
Penyuluh Ali Marwan tetap menekankan pada petani yang panen untuk menjaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan memakai sabun usai beraktifitas. Silotik ini varietas andalan di Kecamatan Marancar selain citarasanya lebih enak juga beruntung dari sisi ekonomi karena berasnya dijual seharga Rp12 ribu per kilonya
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020