Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melalui BPPSDM Pertanian Kementan bersama Polbangtan Medan melakukan pengawalan tanam padi petani di Sumatera Utara.
"Hal ini membuktikan bahwa pertanian tidak berhenti di tengah pandemi COVID-19," kata Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini, Minggu (19/4).
Musim tanam petani yang dipantau di lahan sawah seluas 50 hektare varietas makongga dan ciherang milik kelompok tani Tunas Baru dan Cempaka Putih di Desa Kesatuan, Kecamatan Perbaungan dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Baca juga: "Stay at home" tidak halangi petani desa Muaratais panen padinya
"Pengawalan dan monitoring produksi tanaman padi penting guna dapat memastikan keberadaan 11 komoditas bahan pokok termasuk beras agar masyarakat tidak perlu khawatir," sebutnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu program BPPSDMP yaitu Kostratani (Komando strategi pembangunan pertanian) dengan fokus salah satunya menggalakkan dan meningkatkan produksi padi agar sumber pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia tetap terpenuhi secara berkelanjutan.
Baca juga: Di tengah COVID-19, panen cabai petani Sigalangan bagus, harga jual kurang
"Meski wabah COVID-19 melanda tanah air ternyata tidak menyurutkan semangat para penyuluh dan petani meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan Kostratani yang ada di tiap Kecamatan," katanya.
Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi, kata dia, menekankan pertanian harus terus berproduksi. "Meski dampak virus mempengaruhi perekonomian lainnya, tidak halnya dengan pertanian. Pertanian justru harus makin kuat di kondisi sekarang ini," Yuliana menegaskan.
Penyuluh pertanian Desa Kesatuan, Rozy, mengatakan ke depan petani akan terus didorong untuk menanam padi sawah di wilayah binaannya. "Saya bersama Polbangtan Medan akan terus terus memonitoring kegiatan pertanian di desa ini," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Hal ini membuktikan bahwa pertanian tidak berhenti di tengah pandemi COVID-19," kata Direktur Polbangtan Medan Yuliana Kansrini, Minggu (19/4).
Musim tanam petani yang dipantau di lahan sawah seluas 50 hektare varietas makongga dan ciherang milik kelompok tani Tunas Baru dan Cempaka Putih di Desa Kesatuan, Kecamatan Perbaungan dan Kabupaten Serdang Bedagai.
Baca juga: "Stay at home" tidak halangi petani desa Muaratais panen padinya
"Pengawalan dan monitoring produksi tanaman padi penting guna dapat memastikan keberadaan 11 komoditas bahan pokok termasuk beras agar masyarakat tidak perlu khawatir," sebutnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu program BPPSDMP yaitu Kostratani (Komando strategi pembangunan pertanian) dengan fokus salah satunya menggalakkan dan meningkatkan produksi padi agar sumber pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia tetap terpenuhi secara berkelanjutan.
Baca juga: Di tengah COVID-19, panen cabai petani Sigalangan bagus, harga jual kurang
"Meski wabah COVID-19 melanda tanah air ternyata tidak menyurutkan semangat para penyuluh dan petani meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan Kostratani yang ada di tiap Kecamatan," katanya.
Kepala Badan PPSDMP Dedi Nursyamsi, kata dia, menekankan pertanian harus terus berproduksi. "Meski dampak virus mempengaruhi perekonomian lainnya, tidak halnya dengan pertanian. Pertanian justru harus makin kuat di kondisi sekarang ini," Yuliana menegaskan.
Penyuluh pertanian Desa Kesatuan, Rozy, mengatakan ke depan petani akan terus didorong untuk menanam padi sawah di wilayah binaannya. "Saya bersama Polbangtan Medan akan terus terus memonitoring kegiatan pertanian di desa ini," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020