Panen cabai petani di daerah Sigalangan Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan di tengah wabah COVID-19 tergolong bagus, namun harga jualnya kurang.

Kondisi memprihatinkan ini juga dialami kelompok tani (Koptan) Sinarmas Sigalangan, kata Abrar, mahasiswa semester akhir Polbangtan Medan yang menghubungi, Minggu (12/4).

Saat mendampingi panen cabai, mahasiswa jurusan pertanian ini mengatakan lahan panen cabai Koptan Sinarmas seluas 0,4 ha (6 ribu batang) mendapat hasil 1,7 ton, dan dijual ke pengumpul seharga Rp15 ribu/kg.

Baca juga: "Stay at home" tidak halangi petani desa Muaratais panen padinya

"Dibanding harga jual cabai merah sebelum-sebelumya mencapai Rp25-30an ribu lebih satu kilogram, harga jual Rp15 ribu per kilo seperti yang sekarang memang cukup jauh," kata Abrar.

Terlepas soal harga, petani selaku para pejuang pangan yang tiada henti mampu menyediakan pasokan pangan baik secara mandiri maupun lewat bantuan pemerintah, membuktikan aktivitas pertanian tidak boleh berhenti.

"Terlihat, meski adanya musibah wabah virus corona, Koptan Sinarmas terus beraktivitas memanen cabai yang merupakan satu dari 11 komoditas yang dijamin ketersediannya oleh Kementan tersebut," ucap Abrar.

Baca juga: Antisipasi COVID-19, Polres Tapsel amankan belasan warga dari cafe dan warung

Sementara Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan, bertani merupakan pekerjaan yang sangat mulia dalam menghadapi keadaan sekarang ini, dan Polbangtan Medan akan terus melakukan pendampingan petani.

"Polbangtan Medan juga mengapresiasi kepada para petani dan penyuluh yang telah bekerjasama untuk meningkatkan cabai merah di Desa Sigalangan walau pun dalam kondisi wabah COVID-19 yang masih mengkhawatirkan,"ujar Yuliana sembari mengaku salut buat petani.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020