Kisaran, Sumut, 9/9 (Antara) - Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu pascamelahirkan di Kabupaten Asahan hingga Agustus 2015 dinilai masih cukup tinggi akibat masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan fasilitas kesehatan ketika proses persalinan.

"Hingga Agustus 2015, tercatat Angka Kematian Bayi 19 kasus dan Angka Kematian Ibu 52 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Asahan dr Hidayat di Kisaran, Rabu.

Ia mengatakan, minimnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan fasilitas kesehatan ketika proses persalinan dinilai memang menjadi penyebab utama masih tingginya kematian Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu.

"Memang tahun ini angkanya naik. Namun kedepan kami akan menekan angka kematian tersebut," katanya tanpa menyebut jumlah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2014.

Untuk menekan angka tersebut, kata dia, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah, baik peningkatan pemahaman masyarakat akan persalinan, pelayanan, mau pun persoalan fasilitas kesehatan.

"Kedepan ini, kami akan fokus kepada kesehatan ibu, anak, dan gizi balita. Kami telah berupaya merancang sedemikian rupa berbagai program serta biaya untuk kegiatan itu," katanya.

Selain itu, Hidayat juga berharap Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tersebut dapat diperhatikan secara bersama oleh seluruh lapisan masyarakat.

Khususnya kepada Forum Peduli Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, dan Anak (KIBBLA) yang merupakan perpanjangan tangan dinkes dalam mengimbau dan memberikan edukasi kepada masyarakat ketika menghadapi persalinan agar menggunakan fasilitas kesehatan baik yang disediakan oleh pemerintah mau pun swasta.

Apalagi saat ini telah terbentuk tim kordinasi kesehatan ibu, bayi baru lahir, dan anak Kabupaten Asahan bersama perwakilan anggota organisasi masyarakat yang tergabung dalam KIBBLA.

"Forum itu bertugas sebagai tim monitoring, advokasi, dan edukasi dalam mengampanyekan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir guna mendorong penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi," katanya.

Pewarta: Indra

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2015