Medan, 28/3 (Antara)- Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menegaskan pihaknya tetap menuntut dan sedang memperjuangkan agar uang deposit atau "top up" pengusaha biro perjalanan ke Batavia Air dan maskapai lainnya dikembalikan.
"Asita sedang mempersiapkan diri untuk menuntut hingga ke pengadilan soal dana top up milik perusahaan perjalanan secara nasional di Batavia yang totalnya sekitar Rp100 miliar,"kata Ketua Umum DPP Asita H Asnawi Bahar, di Medan, Kamis.
Dia berada di Medan sejak Kamis, (27/3) malam untuk menghadiri Musyawarah Daerah Asita Sumut ke-XII dengan agenda antara lain memiih kepengurusan baru 2013-2017 yang akhirnya kembali terpilih sebagai ketua, Solahuddin Nasution.
Solahuddin Nasuton yang sebelumnya juga menjabat Ketua Asita Sumut periode 2008-2012 unggul telak dengan suara dukungan sebanyak 76 suara, sedangkan calon lainnya Maruli Damanik hanya dapat suara tujuh (tujuh) orang.
Menurut dia, pemerintah seharusnya memberikan dukungan penuh kepada Asita, karena ditengah kerugian masyarakat atau konsumen yang membeli tiket penerbangan, perusahaan perjalanan wisata juga merugi karena depositnya tidak bisa diambil kembal.
"Kasus maskapai pailit yang sudah beberapa kali terjadi dengan terakhir Batavia yang dipailitkan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat selalu saja merugikan agen perjalanan wisata,"katanya.
Asnawi menjelaskan, seharusnya dana deposit untuk keperluan pemesanan tiket ke Batavia tidak masuk kategori aset milik maskapai.
"Harusnya uang itu tidak masuk ke kurator, tetapi dikembalikan ke perusahaan agen perjalanan wisata,"katanya.
Seperti diketahui, sebelumnya, manajemen maskapai Batavia Air menyatakan bahwa Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah menunjuk empat kurator untuk membantu menangani segala urusan dan dampak akibat penutupan perusahaan penerbangan itu.
Maskapai itu dinyatakan pailit sejak akhir Januari lalu karena tidak membayar utang kepada perusahaan yang menyewakan pesawat untuk keperluan ibadah haji.
Asita, ujar eksekutif PT. Minang Permai Sejati itu mengaku semakin kecewa, karena pemerintah terkesan tidak meindungi pengusaha agen perjalanan wisata itu.
Indikasinya terlihat dari tidak terbukanya pemerintah mengenai kasus pailitnya setiap maskapai.
"Bayangkan, malam hari sebelum besoknya diumumkan pailit, pemerintah masih membantah soal kepailitan Batavia itu ke Asita,"katanya.
Ketua Asita Sumut, Solahuddin Nasution menyebutkan, uang deposit "travel agent" Sumut di Batavia Air tergolong atau relatif tidak banyak yakni hanya sekitar Rp150 juta.
Tidak banyaknya deposit yang tertinggal di Batavia Air, itu bisa terjadi karena sejumlah pengusaha curiga dan melakukan tindakan hati-hati dalam top up setelah Batavia menutup rute Medan-Jakarta yang sebelumnya sempat terbang dua kali sehari.
"Ada kecurigaan takkala Batavia menghentikan penerbangan jalur gemuk Medan-Jakarta sehingga pengusaha mengurangi top up itu dengan berbagai alasam. Nyatanya kecurigaan itu benar,"kata Solahuddin yang juga eksekutif Cipta Tour and Travel itu.
Meski tidak besar, tetapi tentunya merugikan perusahaan perjalanan wsiata dan DPD Asita Sumut mendukung langkah DPP Asita menggugat Batavia dan maskapai lainnya yang sebelumnya pailit.
"Asita berharap pemerintah mengeluarkan peraturan tentang penempatan dana deposit BPW agar sewaktu-waktu bisa ditarik atau dicairkan,"katanya.***3***Budi Suyanto
(T.E016/B/B. Suyanto/B. Suyanto)
Asita Tetap Perjuangkan Pengembalian Deposit di Batavia
Kamis, 28 Maret 2013 17:29 WIB 560