Madina (ANTARA) - Bupati Mandailing Natal (Madina), Saipullah Nasution bersama Staf Ahli Kementerian Pertanian Ali Jamil Harahap menyalurkan bantuan sembako kepada warga terisolasi di Desa Banjar Malayu, Kecamatan Batang Natal, Kamis (18/12).
Bantuan tersebut merupakan termin kedua dari Kementerian Pertanian (Kementan), menyusul belum pulihnya akses jalan menuju desa tersebut. Hingga kini, jalur darat ke Banjar Malayu masih belum bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat akibat longsor.
Kondisi tersebut memaksa warga menjemput bantuan dengan berjalan kaki dan memikulnya secara manual menuju permukiman mereka.
Bupati Saipullah menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Kementerian Pertanian atas perhatian dan bantuan yang diberikan kepada masyarakat Madina.
“Kami menerima bantuan dari Bapak Menteri Pertanian yang juga Kepala Badan Pangan Nasional serta Bapak Wakil Menteri Pertanian. Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat kami, terutama karena hingga hari ini akses ke Desa Banjar Malayu masih terputus total bagi kendaraan,” ujar Saipullah.
Ia menjelaskan, longsor yang menimbun badan jalan menyebabkan sedikitnya 346 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1.531 jiwa di Desa Banjar Malayu terisolasi selama hampir tiga pekan terakhir.
Menurutnya, bantuan berupa beras dan kebutuhan pokok tersebut diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pangan warga selama tujuh hingga 10 hari ke depan.
"Hari ini masyarakat berkumpul untuk menjemput bantuan karena kendaraan tidak bisa masuk. Bantuan akan dipikul langsung oleh warga ke rumah masing-masing. Atas nama Pemerintah Kabupaten dan masyarakat, kami mengucapkan ribuan terima kasih. Semoga bantuan ini menjadi berkah bagi kita semua,” kata dia.
Bupati Saipullah juga menegaskan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal terus berupaya membuka kembali akses transportasi yang terputus agar mobilitas warga dan distribusi logistik ke Desa Banjar Malayu dapat segera normal.
Sementara itu, Camat Batang Natal Wahyu Hidayat Siregar, saat dikonfirmasi Jumat (19/12), mengatakan longsor yang terjadi sekitar tiga minggu lalu hingga kini masih belum memungkinkan dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat dari arah Kelurahan Muarasoma menuju Desa Banjar Malayu.
“Petugas masih terus melakukan perbaikan agar jalan tersebut bisa segera dilalui warga,” ujarnya.
Ia menambahkan, terputusnya akses jalan berdampak pada kenaikan harga sembako di desa tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa berjalan kaki menempuh jalur alternatif dengan medan yang cukup berat.
