Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara (Sumut) menyerap sebanyak 2.469 jagung pipil dari petani di daerah itu Januari hingga 31 November 2025, guna meningkatkan ketahanan pangan.
"Penyerapan jagung pipil itu dilakukan di beberapa daerah Sumut," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut Budi Cahyanto, di Medan, Sabtu.
Budi melanjutkan, daerah-daerah tersebut meliputi Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Dairi, Pulau Nias, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Menurut dia, penyerapan jagung pipil itu akan terus bertambah, karena potensi panen juga terdapat di wilayah Kota Pematangsiantar, Karo, Kabupaten Batu Bara, Simalungun.
"Penyerapan jagung itu dimaksimalkan dengan kerja sama untuk melakukan sosialisasi kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan), pemerintah setempat dan pemangku kepentingan lainnya dalam penyerapan jagung," kata dia lagi.
Budi menyatakan diharapkan sosialisasi itu para petani dapat menjualkan jagung tersebut ke Bulog degan Harga Pokok Penjualan (HPP) Rp5.500 per kilogram di tingkat petani dengan kadar air 18 sampai 20 persen, dan di Gudang Bulog Rp6.400 per kilogram dengan kadar air 14 persen.
Kebijakan itu telah ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025 tentang perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan rafaksi gabah dan beras mulai berlaku 15 Januari 2025.
Hal itu bertujuan melindungi petani sebagai elemen penting dalam kerangka percepatan swasembada pangan. Dengan demikian pemerintah dan segala pihak terkait dapat bergerak bersama mewujudkan swasembada pangan dan tidak ada lagi petani dirugikan.
Ia menambahkan apalagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga membutuhkan salah satu komoditas seperti ayam, telur, dan lainnya yang membutuhkan pakan jagung pipil untuk meningkatkan jumlah produksi pangan itu.
