Padangsidimpuan (ANTARA) - Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara, SR. Hamonangan Panggabean, menegaskan wartawan harus tetap berpegang pada etika dan kode etik jurnalistik di tengah derasnya arus digitalisasi.
Hal itu ia sampaikan saat menjadi narasumber pada kegiatan capacity building yang digelar PWI Tabagsel 2025, di Hall Emerald Hotel Mega Permata Padangsidimpuan, Kamis (25/9).
Kata Monang, di era digital semua serba cepat, tetapi justru di situlah wartawan harus lebih disiplin menjaga kualitas berita. "Jangan hanya mengejar kecepatan dan clickbait, tapi utamakan akurasi dan keberimbangan,” tegasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa kode etik jurnalistik menjadi kompas utama dalam menjalankan tugas, termasuk kewajiban melakukan konfirmasi, menyajikan berita berimbang, dan menghindari penyebaran hoaks.
Monang juga mengingatkan agar wartawan tidak hanya bergantung pada satu sumber. “Kita harus menggali dari berbagai pihak agar berita betul-betul berimbang,” ujarnya.
Selain itu, Ia juga menilai, maraknya media sosial sering menimbulkan kebingungan karena tidak semua informasi yang beredar merupakan produk jurnalistik. “Hanya berita yang melalui proses verifikasi dan dipublikasikan media resmi yang bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.
Ia juga menyinggung, sengketa pemberitaan sebaiknya diselesaikan melalui Dewan Pers, bukan lewat kriminalisasi. “Selain menyampaikan informasi, wartawan juga punya tanggung jawab untuk mendidik masyarakat,” ujarnya.
Kegiatan capacity building PWI Tabagsel tahun 2025 yang dimoderatori Hairul Iman Hasibuan ini dihadiri para pengurus PWI, unsur Pemkot Padangsidimpuan, dan sejumlah mahasiswa.
