Rantauprapat (ANTARA) - Tiga orang nelayan tradisional dilaporkan hilang selama 5 hari saat melaut di perairan Tanjung Bangsi, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, sejak 4 Juni 2025 hingga 9 Juni 2025.
Mereka adalah Abdul Rahman Nasution, 50 dan Samsul Rizal, 53 warga Kecamatan Panai Hilir, serta Ridho, 30 warga Panipahan, Kecamatan Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir. Ketiganya terakhir diketahui melaut untuk mencari ikan pelagis seperti gembung dan senangin.
Istri Abdul Rahman, Sarpinah Ritonga, ketika dihubungi, Senin di Rantauprapat, mengungkapkan bahwa suaminya dan Samsul Rizal berangkat dari perairan Sungai Berombang sekitar pukul 15.00 WIB pada Rabu (4/6/2025).
Keduanya, yang merupakan kakak beradik, menjemput Ridho di wilayah Panipahan, Rokan Hilir, Provinsi Riau, sambil memperbaiki mesin perahu yang rusak disana.
Setelah perbaikan, sekitar pukul 16.30 WIB mereka melanjutkan perjalanan menuju perairan Tanjung Bangsi—lokasi yang dikenal sebagai salah satu lumbung ikan bagi nelayan tradisional, terutama untuk ikan gembung, senangin dan bawal. Lokasi tersebut berjarak sekitar 8 kilometer dari rumah nelayan yang hilang di Sungai Berombang.
Sarpinah mengatakan, dirinya sempat berkomunikasi dengan Rahman pada Rabu malam sekitar pukul 19.30 WIB. Dalam percakapan tersebut, ia berpesan agar hasil tangkapan tidak dijual langsung kepada pengumpul di laut, tetapi dibawa pulang dan dijual ke warga untuk persiapan menyambut Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Namun hingga waktu yang telah ditentukan, ketiganya tidak kunjung kembali ke darat membuat keluarga dan masyarakat sekitar cemas. Kekhawatiran keluarga pun meningkat, bersama nelayan lain, pencarian pun dilakukan ke titik terakhir keberadaan mereka, bahkan diperluas hingga perairan Pulau Jemur di wilayah Panipahan, Provinsi Riau, pada Sabtu (7/6/2025).
"Pada malam Kamis saya sempat mengingatkan suami agar tidak menjual semua hasil tangkapan. Lebih baik dijual eceran kepada warga untuk kebutuhan Idul Adha. Saya juga sempat membawakan bekal empat bungkus nasi lengkap dengan lauk karena mereka hanya merencanakan melaut satu malam saja," ungkap Sarpinah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Labuhanbatu menerima laporan hilangnya tiga nelayan tersebut dan segera berkoordinasi dengan Satuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud) Polres Labuhanbatu serta TNI AL.
Tim gabungan langsung dikerahkan untuk melakukan penyisiran di titik koordinat terakhir yang diketahui, yakni di 2⁰40'59.0"N 100⁰07'56.9"E dengan harapan dapat menemukan tanda-tanda keberadaan ketiga nelayan maupun perahunya. Meski kondisi cuaca berubah-ubah, pencarian masih terus dilakukan.
Kepala BPBD Kabupaten Labuhanbatu, Darwin Yusma, membenarkan adanya laporan tersebut. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Satpol Airud dan TNI AL untuk menyisir lokasi.
"Benar, ada laporan tiga nelayan hilang saat mencari ikan di laut. Mohon doa dari semua pihak agar mereka segera ditemukan dalam keadaan selamat," ujar Darwin.
Tiga nelayan hilang 5 hari di perairan Tanjung Bangsi Labuhanbatu
Senin, 9 Juni 2025 15:43 WIB 2402

Tim BPBD Labuhanbatu bersama Satpol Airud dan TNI AL sedang menyisir lokasi terakhir tiga nelayan tradisional yang hilang di perairan Tanjung Bangsi, Kabupaten Labuhanbatu. (ANTARA/HO-BPBD Labuhanbatu)