Medan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Utara (BI Sumut) mendukung Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark dalam mengembalikan status keanggotaan Green Card (Kartu Hijau) Toba Caldera Geopark dari UNESCO.
"Kami mendukung kegiatan Toba Caldera yang tidak hanya menstimulasi sektor pariwisata, tapi juga mengenalkan wisata yang ramah lingkungan dan mendukung ekonomi hijau," ujar Kepala BI Perwakilan Sumut Rudy Hutabarat di Medan, Jumat.
Diantaranya melihat pentingnya literasi dan edukasi kepada pelajar yang ada di kawasan Geopark melalui goes to school dengan materi yang disampaikan yakni pengembangan pariwisata berbasis konservasi serta sistem pembayaran QRIS dan "Cinta Bangga Paham Rupiah".
"Selain itu, Bank Indonesia juga berkomitmen dalam pengembangan ekonomi melalui pelatihan dan kurasi geoproduk dari UMKM di desa-desa sekitar Danau Toba," kata dia.
Pelatihan itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk khas kawasan Danau Toba dan memberikan efek peningkatan pendapatan masyarakat.
Menurut Rudy, pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark bukan hanya sebatas pengakuan atas keunikan geologi suatu kawasan, tapi juga membuka peluang besar untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis edukasi dan konservasi.
Ditambah dengan membuka peluang besar untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis edukasi dan konservasi di wilayah itu.
Karena sebagai bagian dari jaringan Geopark Dunia, menurut dia, Toba Caldera dapat meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya pelestarian alam dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.
"Juga, berkontribusi pada perlindungan sumber daya alam yang bernilai tinggi di kawasan Danau Toba," ucapnya.
Pelaksanaan Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara Dikky Anugerah mengapresiasi gerak cepat Bank Indonesia dengan mengambil peran strategis mendapatkan Green Card Toba Caldera Geopark.
"Toba Caldera Geopark bukan hanya menargetkan green card saja, tapi juga target jangka panjang melalui pariwisata yang berkelanjutan," ucapnya.
Hal tersebut sejalan dengan strategi pengembangan kawasan Danau Toba melalui tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
UNESCO meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark yang masih mengantongi predikat kartu kuning melakukan perbaikan, sebelum dilakukan validasi ulang selama dua tahun.
Kartu kuning merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.