Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto mengajak perusahaan-perusahaan Jepang untuk berpartisipasi dan terlibat dalam konstruksi pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) yang membentang di pesisir utara Jakarta.
Presiden Prabowo menyampaikan hal tersebut saat menerima para pengusaha Jepang dari delegasi Japan Indonesia Association (Japinda) di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis sore.
"Presiden mengajak perusahaan-perusahaan Jepang itu untuk berpartisipasi dengan 'great giant sea wall' yang dimana 40 kilometer sampai di atas Jakarta dan sampai 600 kilometer," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Rosan Perkasa Roeslani usai mendampingi Presiden, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Rosan mengatakan bahwa dalam pertemuan itu, pembicaraan antara Presiden dan para pengusaha Jepang dari Japinda sangat produktif dan menghasilkan beberapa masukan.
Oleh karena itu, Presiden pun akan kembali mengundang para pengusaha Jepang lainnya dari delegasi Japan Jakarta Club untuk membahas lebih rinci terkait keterlibatan perusahaan Jepang dalam pembangunan tanggul laut raksasa.
Skema kerja sama pembangunan tanggul laut raksasa ini, kata Rosan, juga masih terbuka, baik itu antarperusahaan (B2B), maupun antarpemerintah (G2G), maupun kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).
"Kita masih terbuka ya, tapi harapannya dari perusahaan-perusahaan Jepang yang besar ini berpartisipasi dari konstruksinya, engineering-nya dan juga tentunya dari pendanaannya," kata Rosan.
Adapun pembicaraan lebih lanjut terkait pendanaan, maupun kerja sama dalam bentuk lainnya akan dibahas kembali oleh Presiden Prabowo dengan perusahaan Jepang pada Jumat (6/12).
Sebelumnya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2024, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan bahwa anggaran pembangunan tanggul laut raksasa di pantai utara Jakarta dari wilayah Banten hingga Bekasi diperkirakan mencapai Rp123 triliun untuk delapan tahun ke depan.
AHY menyampaikan bahwa anggaran itu juga akan dipergunakan termasuk untuk perbaikan sanitasi termasuk normalisasi sungai, sehingga dia menekankan bahwa biaya sebesar ini tidak mungkin hanya bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden ajak pengusaha Jepang terlibat bangun tanggul laut raksasa