Medan (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Sumatera Utara Indra Fauzan, PhD, menyebutkan Bobby Nasution akan memberikan perubahan besar kepada jajarannya di Pemprov Sumut.
Menurutnya, apa yang akan dilakukan Bobby Nasution ke depannya harus bisa diserap dengan baik oleh birokrasi begitu dilantik menjadi Gubernur Sumatera Utara.
"Jangan sampai birokrasi di provinsi tertekan dan kebingungan melaksanakan apa dan bagaimana karena posisi kekuasaan beliau," ungkap Indra, di Medan, Jumat (29/11).
Pihaknya memaparkan, langkah yang dilakukan Bobby Nasution adalah membenahi apa menjadi isu-isu yang selalu beliau sebutkan saat kampanye kemarin.
Banyak pekerjaan rumah atas infrastruktur yang tidak terlaksana dengan baik periode sebelumnya sesuai visi dan misi rencana jangka panjang nasional dan daerah.
Hasil hitung cepat beberapa lembaga independen Pilgub Sumut 2024 menunjukkan pasangan Bobby - Surya unggul telak atas pasangan Edy Rahmayadi - Hasan Basri Sagala dengan 62% lebih berbanding 37% lebih.
"Yang selalu beliau sampaikan jalan provinsi masih banyak belum maksimal. Jadi beliau berusaha keras mengembangkan infrastruktur di Sumatera Utara, baik jalan, jembatan, terutama didaerah perbatasan atau daerah yang jauh dari Medan seperti, Nias dan daerah-daerah lainnya," katanya.
Pekerjaan rumah lainnya selama ini, lanjut dia, yakni komunikasi dan koordinasi antara provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota menjadi hambatan dalam pembangunan.
Menurutnya, hambatan komunikasi ini jangan sampai mengakibatkan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota jalan sendiri, sehingga program kerja tidak sinkron dan rapi.
"Tagline Bobby - Surya adalah Kolaborasi Sumut Berkah. Pemerintah yang membangun kolaborasi. Jadi, kolaborasi perlu ditekankan kuat karena pemerintah beliau tidak bisa jalan sendiri," tutur dia.
Kemudian, kesehatan dan pendidikan juga harus menjadi prioritas. "Harusnya ini bukan masalah bagi beliau dengan bekal pengalaman menjadi Wali Kota Medan. Harusnya tidak ada masalah," tambahnya.
Indra juga mengatakan, jaringan politik Bobby Nasution ke nasional ditambah hubungan politik harus dijaga, dan tentu komunikasi dan koordinasi dengan pemerintahan pusat.
Dengan begitu anggaran pusat dapat turun ke Sumatera Utara melanjutkan proyek strategi nasional, seperti pembangunan Tol Kisaran - Rantau Prapat atau Rantau Prapat - Dumai - Pekanbaru.
Indra mengingatkan, Bobby Nasution tak melupakan program menyangkut kesejahteraan masyarakat, buruh, nelayan, guru dan lainnya dalam misi akan mengembangkan ekonomi hijau dan ekonomi biru.
"Hal ini menjadi tantangan beliau mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan menjadi green leadership yang sukses. Tantangan paling kuat tentu di internal birokrasi, dan beliau harus mampu meyakinkan rakyat Sumatera Utara bahwa pemerintahnya bersih dari korupsi," tegasnya.
Nepotisme kue pembangunan dan juga kolusi atas proyek infrastruktur jangan sampai memunculkan anggapan pemerintahan Bobby Nasution sama saja dengan pemerintahan sebelum sebelumnya.
"Begitu juga meritokrasi yang dijanjikan harus dilaksanakan dengan transparan dan akuntabel serta menjaga wibawa kekuasaan beliau nantinya," papar Fauzan.