Medan (ANTARA) -
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Medan, Sumatera Utara, menyebut bahwa warga setempat antusias berolahraga, di Lapangan Gajah Mada, Jalan Krakatau, Medan Timur.
"Sejumlah aktivitas olahraga tampak antusias dilakukan warga di Lapangan Gajah Mada ini," ucap Kepala Dispora Kota Medan Tengku Chairuniza, di Medan, Rabu.
Warga Kota Medan tersebut, lanjut dia, baik muda maupun tua yang berolahraga, seperti jalan santai, maraton maupun sepak takraw, terutama di sore hari.
Hal ini setelah Pemkot Medan merevitalisasi Lapangan Gajah Mada seluas 7.200 meter persegi dengan menggunakan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebesar Rp5,7 miliar PT Tor Ganda.
Wali Kota Medan Bobby Nasution bersama Dirut PT Tor Ganda Sabar Ganda Leonardo Sitorus telah menendang bola kaki bersama atas peresmian Lapangan Gajah Mada, di Jalan Krakatau Medan, Senin (10/7/2023).
"Bahkan kemarin di taman bermain anak, saya menyaksikan seorang ibu menyuapi anaknya sekitar jam 8 malam. Itu menunjukkan lapangan ini juga tempat bersantai," kata Chairuniza.
Menurutnya, minat warga berolahraga di Lapangan Gajah Mada semakin bertambah usai direvitalisasi akibat dilengkapi sejumlah fasilitas olahraga, seperti lapangan sepak bola.
Lapangan Gajah Mada memiliki lintasan joging, panjat tebing, sepak takraw, taman bermain anak, kafe, dan kantor pengelola.
"Kami menyambut gembira minat warga yang makin hari semakin bertambah. Yang jelas, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat," ungkap Chairuniza.
Putri (29), warga setempat mengatakan bahwa dirinya secara rutin melakukan aktivitas olahraga, seperti jalan santai di lintasan joging, Lapangan Gajah Mada ini.
"Kalau saya rutinnya itu, jalan santai mengelilingi lapangan sepak bola di lapangan ini. Bisa pagi atau sore hari sehabis pulang kerja dari kantor," tuturnya.
Pihaknya juga mengungkapkan, bila Sabtu maupun akhir pekan Lapangan Gajah Mada ini ramai sekali digunakan pengunjung untuk berolahraga, terutama pagi hari.
"Kalau dahulunya lapangan ini, kan cuma lapangan sepak bola yang kumuh. Sedangkan malam hari, tempat pedagang berjualan. Namun semua itu berubah setelah direvitalisasi," papar dia.