Medan (ANTARA) - Konsul Jenderal Jepang di Medan Takonai Susumu memaparkan perkembangan Islam di negaranya seiring dengan minat masyarakat terhadap Islam yang terus tumbuh.
"Masjid pertama di Jepang, Masjid Kobe, berdiri pada tahun 1945 dan menjadi pusat bagi komunitas Muslim di sekitar Kobe, Osaka, dan Tokyo. Pada tahun 1952, Muslim Association of Japan didirikan di Tokyo, yang menjadi titik penting bagi penyebaran Islam di Jepang," katanya saat menjadi narasumber kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dengan tema "Perkembangan Islam di Jepang" di Medan, Sabtu.
Meskipun jumlah umat Islam di Jepang sekitar 0,18 persen dari total populasi, katanya, akan tetapi populasi umat Muslim terus meningkat secara signifikan.
Dia merujuk pada data statistik yang menunjukkan bahwa populasi Muslim di Jepang yang saat ini mencapai 48.000 orang.
Dia juga menjelaskan jumlah Muslim di Jepang terus bertambah seiring dengan meningkatnya pernikahan antara warga Jepang dan Muslim dari luar negeri.
Hal yang menarik, ujarnya, meskipun Jepang tidak mengadopsi agama tertentu, moral dan etika yang diterapkan dalam masyarakat memiliki kesamaan dengan nilai-nilai Islam.
"Tempat shalat dan makanan halal sudah banyak tersedia di berbagai daerah di Jepang, mencerminkan dukungan bagi komunitas Muslim yang terus berkembang," ujar dia.
Rektor UMSU Agussani menyampaikan apresiasi atas kunjungan Takonai Susumu ke tempat itu.
Dia berharap, melalui pertemuan itu mahasiswa UMSU dapat mempelajari lebih dalam tentang perkembangan Islam di Jepang serta mengambil pelajaran dari situasi negara tersebut.
"Kami berharap ini menjadi bagian dari pembelajaran bagi mahasiswa, khususnya mengenai bagaimana Islam berkembang di Jepang yang berbeda dari citra Islam di Timur Tengah. Di Indonesia, Islam adalah agama yang berkemajuan, dan kami ingin menjalin hubungan lebih erat dengan Jepang, terutama dalam bidang pendidikan," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Konjen Jepang paparkan perkembangan Islam di Jepang