"Kami meninjau pemanfaatan dari program Kementerian Pertanian dalam hal ini pompanisasi," ujar Wamentan Sudaryono di Kabupaten Deli Serdang, Minggu.
Ia mengatakan program pompanisasi ini sebagai bentuk antisipasi menghadapi kemarau panjang akibat El Nino.
Menurut dia, program bantuan kepada petani seperti pupuk dan bibit padi sudah baik dalam penyaluran. Tinggal, menurut Sudaryono, memanfaatkan air untuk masuk ke sawah agar dapat ditanam padi dengan tujuan meningkatkan produktivitas.
Sudaryono menyatakan bantuan program pompanisasi maupun irigasi masih dikaji dan dihitung kebutuhan lahan di Sumut tersebut.
"Pompanisasi ini untuk darurat saja sampai Desember ini. Lagi disusun anggaran, karena bukan hanya bantuan pompa tapi juga irigasi," ucapnya.
Saat ini, menurut Sudaryono sekitar 20 persen lahan dari 7,4 juta hektar secara nasional yang kena dampak irigasi. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian akan meningkatkan irigasi tersebut.
"Kami mau meningkatkan dari 20 persen, menjadi 50 persen. Artinya, dari 1,5 juta hektar yang terkena irigasi bisa bertambah 4 juta hektar. Serta panen tiga kali, sehingga diharapkan nantinya swasambada pangan dalam hal ini beras bisa berjalan dengan baik," jelas Wamentan.
Ditambah, saat ini Sudaryono mengatakan, pada era Presiden Joko Widodo sudah menambah 65 bendungan agar dapat dimanfaatkan sampai ke irigasi tersier yang sampai masuk ke lahan pertanian.
Sementara, Kepala Desa Kampung Kolam, Kabupaten Deli Serdang Jupri Purwanto mengatakan bantuan pompa dari Kementerian Pertanian ini merupakan solusi yang tepat.
"Karena keluhan kami pada saat penanaman padi kebutuhan air sangat penting. Jadi, datangnya pompa ini langsung bermanfaat pada lahan pertanian," kata dia.
Jupri menyebut ada dua pompa yang diberikan Kementerian Pertanian untuk wilayahnya. Dari alat itu, bisa termanfaatkan sebanyak 257 hektar lahan sawah.