Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menyatakan, kebijakan menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) positif bagi petani.
"HET tersebut membuat harga beras di pasar jadi bersaing dan itu bagus untuk petani," ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini di Medan, Jumat.
Juwaini menyebut, semakin besarnya pemasukan petani sebagai dampak dari penyesuaian HET tersebut nantinya membuat nilai tukar petani (NTP) meningkat.
Mulai 5 Juni 2024, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan relaksasi harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium sampai adanya regulasi Peraturan Badan Pangan Nasional mengenai kebijakan tersebut.
Dengan demikian, di Sumut, HET beras medium meningkat dari Rp11.500 per kilogram menjadi Rp13.100 per kilogram.
Sementara HET beras premium naik dari Rp14.400 per kilogram menjadi Rp15.400 per kilogram.
Adapun NTP Sumut pada Mei 2024 atau sebelum kenaikan HET beras turun 0,90 persen menjadi 132,12 dibandingkan bulan sebelumnya.
NTP tanaman pangan, termasuk padi, pun turun 0,79 persen menjadi 98,69. Pada April 2024, NTP tanaman pangan ada di angka 99,48.
Sebelumnya, Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara juga sempat menyampaikan bahwa kenaikan HET beras medium dan premium memperkaya pilihan beras masyarakat di pasar.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara Arif Mandu menyebut beragamnya jenis beras dengan harga yang bersaing diharapkan dapat membantu penurunan harga komoditas pangan utama tersebut di Sumatra Utara.
"Kami pun meminta para mitra Bulog di Sumut untuk menyesuaikan harga beras SPHP dengan HET baru," kata Arif.