Tidak hanya ketika terjadi kemarau panjang, ia menyatakan bahwa curah hujan yang terlalu banyak sebagai akibat dari perubahan iklim juga dapat mengganggu aktivitas produksi, terutama terkait operasional pembangkit listrik bertenaga batu bara.
Menurutnya, musim hujan yang berkepanjangan dapat mendisrupsi pengadaan komoditas tambang tersebut, baik karena masalah transportasi maupun ketersediaan suplai.
“Ketika batu bara itu suplainya kurang sehingga kemudian kita terpaksa membakar bahan bakar jenis lain yang dalam hal ini selalu BBM atau gas, nah ini juga nanti berdampak kepada belanja perusahaan,” ujar Dwi.
Baca juga: PLN pastikan aliran listrik Sumut tak terganggu saat Idul Adha
Meskipun begitu, ia mengatakan bahwa perubahan iklim tidak hanya memberikan tantangan, tapi juga peluang.
Misalnya, walaupun musim kemarau menghadirkan tantangan bagi operasional PLTA, tapi kondisi tersebut justru memberikan peluang terhadap meningkatnya produksi listrik dari PLTS.
“Jadi ada dua sisi yang selalu kita bisa ambil (manfaatnya) dalam hal ini,” imbuhnya.
Baca juga: PLN Sumut pastikan aliran listrik ke pelanggan sudah normal