Medan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 5,02 persen secara tahun ke tahun (year on year/yoy) pada triwulan IV tahun 2023.
"Pertumbuhan ini memperlihatkan kinerja lebih baik dari semua sektor ekonomi Sumut," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring diikuti di Medan, Senin.
Nurul melanjutkan jika dibandingkan triwulan III-2023, ekonomi Sumut tumbuh 0,53 persen.
Adapun nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan IV-2023 tercatat di angka Rp271,39 triliun.
Pada triwulan IV-2022, PDRB ADHB Rp250,14 triliun, lalu pada triwulan III 2023, PDRB ADHB Rp267,12 triliun.
Kemudian nilai PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) pada triwulan IV-2023 tercatat di Rp153,72 triliun, lebih tinggi dari ADHK triwulan IV 2022 (Rp146,37 triliun) dan ADHK triwulan III 2023 (Rp152,91 triliun).
Nurul menyebutkan dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi secara "year on year" ada di sektor transportasi dan pergudangan 11,38 persen, diikuti akomodasi dan makan-minum sebesar 10,87 persen.
"Secara umum, semua kategori mengalami pertumbuhan kecuali real estat yang terkontraksi 0,25 persen," kata dia.
Selanjutnya, berdasarkan distribusi, sektor pertanian dominan menyokong PDRB Sumut yakni 23,57 persen. Kalau ditotal untuk kategori pertanian, perdagangan, industri pengolahan dan konstruksi berkontribusi 74,42 persen.
Kategori perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor paling besar pertumbuhannya pada triwulan IV 2023 yakni sebesar 1,27 persen.
Menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi di Sumut pada triwulan IV 2023 terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga yakni 13,04 persen.
Namun, dari distribusinya, pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi komponen terbesar yakni 50,68 persen. Konsumsi rumah tangga ini menjadi sumber pertumbuhan tertinggi Sumut pada triwulan IV 2023 yakni 2,70 persen.
Secara yoy, pertumbuhan ekonomi Sumut triwulan IV-2023 berada di posisi kedua tertinggi setelah Lampung (5,40 persen).