Adapun dari sisi domestik, aktivitas produksi masih tetap kuat. Salah satunya tercermin pada Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia yang masih berada di zona ekspansi, yakni mencapai 51,20 persen. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan kinerja pada kuartal IV-2022 yang sebesar 50,06 persen.
Kapasitas produksi terpakai pada triwulan IV-2023 juga lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni menjadi 73,91 persen dari 71,49 persen. Produksi semen dan penjualan listrik juga menunjukkan performa yang membaik dibanding periode sebelumnya.
Realisasi investasi juga memperlihatkan kinerja positif, di mana penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) tumbuh 16,20 persen. Belanja modal pemerintah, baik melalui APBN maupun APBD, juga tumbuh menguat, masing-masing sebesar 32,22 persen dan 26,31 persen.
Respons kebijakan pemerintah dalam pengendalian inflasi turut menjadi pendorong terjaganya perekonomian Indonesia. Inflasi sejak Juni 2023 selalu berada di bawah 4,00 persen, dengan capaian terakhir pada Desember sebesar 2,61 persen.
Di samping itu, peningkatan mobilitas masyarakat, kunjungan wisatawan mancanegara, hingga persiapan pemilihan umum (pemilu) juga berkontribusi positif dalam menopang perekonomian domestik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS sebut perekonomian RI 2023 tumbuh solid