Medan (ANTARA) - Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menegaskan, bahwa data pertahanan dan keamanan harus dijaga kerahasiaannya karena tidak boleh sembarangan dibuka ke publik.
"Data pertahanan dan keamanan bersifat kongidensial dan sangat rahasia, sehingga aksesnya sangat terbatas," tegas Rezasyah yang merupakan dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran dalam rilis di Medan, Selasa (9/1).
Pihaknya menilai, apa yang dilakukan calon presiden (capres) sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat Debat Capres Ketiga Pemilu 2024 beberapa hari lalu dinilai sudah tepat.
Sebab Prabowo dengan tegas tidak menyampaikan data yang kerahasiaannya tetap terjaga meski mendapat desakan dari kedua capres lain.
Menurutnya, Prabowo tentu punya data dan paham betul data tersebut bersifat konfidensial yang bersifat rahasia dan hanya boleh diakses oleh orang-orang tertentu dengan kepentingan mengaksesnya.
"Meski dirinya bisa membagi dua data tersebut, yakni umum dan konfidensial, tapi dirinya memilih tidak dengan alasan menjaga kerahasiaan negara," ungkap Rezasyah.
Ketua TKD Prabowo - Gibran Sumut Ade Jona Prasetyo mengatakan, Prabowo mengerti konsekuensi yang dihadapi apabila memenuhi keinginan capres lain dalam umbar data.
"Pak Prabowo pastinya tahu bahaya yang dihadapi apabila data pertahanan kita disebarluaskan. Pak Prabowo juga sudah bilang data yang dibawa kedua capres itu keliru dan akan membukanya di lain kesempatan," ungkap dia.
Menurutnya, data yang sifatnya konfidensial hanya boleh dibuka oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan keahlian dalam data tersebut serta orangnya harus tersumpah.
Pernyataan calon presiden lain bahwa tidak perlu ada rahasia dalam pertahanan negara adalah keliru. Tawaran yang diberikan oleh Prabowo merupakan satu-satunya tawaran yang solutif apabila para capres benar-benar ingin tahu data konkret.
"Pak Prabowo sudah mengundang mereka untuk membuka data di ruang lain karena memang tidak pantas mengumbar kekurangan pertahanan di ranah umum. Kita tunggu saja jawaban mereka.
Kalau mereka menolak, lanjut dia, berarti mereka hanya ingin mengeksploitasi kinerja Prabowo. "TKD Prabowo-Gibran Sumut dan beberapa ahli terkait juga sepakat data ini bersifat konfidensial dan sangat dijaga kerahasiaannya," tegas Ade.
#PrabowoGibran
#TKDSumut
#TKD02
#TKDPrabowoGibran
#AdeJonaPrasetyo