Medan (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan, Sumatera Utara, menyebutkan Bus Rapid Transit (BRT) Medan Binjai Deli Serdang (Mebidang) mengurai kemacetan yang terjadi di daerah ini.
"BRT Mebidang merupakan salah satu solusi dalam memecahkan masalah kemacetan," ungkap Kepala Dishub Kota Medan Iswar Lubis di Medan, Senin.
Pihaknya menyebut operasional angkutan massal modern yang didukung kesadaran masyarakat sebagai pengguna transportasi diperkirakan mengurangi 50 persen kemacetan.
BRT Mebidang memiliki lintasan sepanjang 21 kilometer, terhubung 31 halte dengan 17 rute menjangkau Medan, Binjai dan Deli Serdang menggunakan armada sebanyak 515 bus di dukung depo, halte dan jalur khusus bus.
Kementerian Perhubungan menyatakan pembangunan infrastruktur BRT Mebidang ini dibiayai oleh mitra pembangunan, yakni World Bank dan AFD Perancis sebesar Rp1,9 triliun.
Untuk pembangunan fisik jalur BRT Mebidang dan detail engineering design (DED) ditargetkan selesai pada Januari 2024, dan peletakan batu pertama dilakukan awal Februari tahun depan.
"Saya bisa jamin kemacetan itu berkurang 50 persen, tetapi dengan catatan penumpang memiliki kesadaran tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke BRT," ucap dia.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa setiap kota mempunyai problem kemacetan lalu lintas, dan Kota Medan harus melakukan langkah-langkah guna mengatasi kemacetan tersebut.
"Empat sampai lima tahun ke depan, menurut saya akan terjadi stagnan dan macet total di Kota Medan, jika kita tidak melakukan perubahan dan langkah-langkah lainnya," jelasnya.
Dengan BRT Mebidang ini, kata Iswar, maka jumlah orang yang berpindah tetap sama atau bisa bertambah, namun jumlah kendaraan berkurang sehingga kelancaran lalu lintas di Kota Medan meningkat.
"Kita ingin memanjakan masyarakat, dan tidak memanjakan kendaraannya. Yang dimanjakan orang, dan bukan barang," katanya.