Medan (ANTARA) - Direktur Utama Perumda Tirtanadi Sumatra Utara Kabir Bedi mengatakan digitalisasi dalam penyediaan air bersih penting untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Salah satu contohnya, kami terus mempertajam kualitas sistem pengawasan dan pengumpulan data atau 'Supervisory Control and Data Acquisition' (SCADA)," ujar Kabir di Medan, Selasa.
SCADA merupakan aplikasi yang memberikan data kualitas, kuantitas dan kontinuitas air bersih secara "real time", termasuk aspek-aspek seperti kekeruhan, tekanan, kecepatan, banyaknya air yang didistribusikan dari instalasi pengolahan air (IPA).
Aplikasi SCADA sudah terpasang di IPA Sunggal, Deli Tua, Limau Manis dan Martubung. Pada tahun 2024, SCADA akan tuntas "ditanam" di IPA Hamparan Perak dan IPA Sibolangit.
Kemudian, Kabir Bedi menegaskan bahwa pihaknya akan menambah 30 "data logger" di titik-titik aliran air bersih di Medan pada tahun 2024.
"Data logger" merupakan alat elektronik yang dapat merekam data terkini mengenai beberapa hal seperti tekanan, debit air dan angka meter yang dapat dilihat dari komputer.
"Jika sudah ada, maka jumlah 'data logger di Medan mencapai 65 unit. Kami memang baru membuatnya di Medan. Perumda Tirtanadi akan menambahnya secara bertahap dengan tahap awal di 200 titik," kata Kabir.
Bukan cuma itu, Perumda Tirtanadi juga dalam proses pengembangan aplikasi lain misalnya sebuah aplikasi yang akan mencegah pihak-pihak mengubah pekerjaan di lapangan tanpa persetujuan dari pusat.
Kabir melanjutkan Perumda Tirtanadi pun terus memperbarui aplikasi MyTirtanadi uang di dalamnya terdapat layanan misalnya pengecekan tagihan air, pendaftaran pasang baru, pengaduan daring dan lain-lain.
"Kami mendorong semua pelanggan supaya mengunduh MyTirtanadi karena kualitasnya terus ditingkatkan," tutur Kabir.