Medan (ANTARA) - Balai Bahasa Sumatera Utara (BBS) memaparkan pencapaian program selama setahun yang berfokus pada tiga program utama. Pertama, perlindungan bahasa dan sastra daerah, kedua literasi kebahasaan dan kesasteraan dan ketiga internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Tiga program tersebut adalah upaya BBSU untuk menjadikan bahasa sebagai alat keindonesiaan kita yang bukan hanya sekadar bidang studi dan alat komunikasi, namun alat pemersatu bangsa.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBSU) Hidayat Widiyanto dalam pemaparannya menjelaskan tiga program utama BBSU dijalankan ke dalam program teknis yang terdiri dari tujuh Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP), yakni KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum; KKLP Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI), Perkamusan dan Peristilahan, KKLP Perlindungan dan Pemodernan; KKLP Penerjemahan; KKLP Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing dan Layanan Admin.
Pada KKLP Pembinaan dan Bahasa Hukum, imbuh Hidayat, BBSU telah melakukan penyuluhan kebahasaan bagi tenaga pendidik dan penegak hukum di 6 kabupaten/kota. Sebanyak 47 lembaga juga dilakukan pendampingan kebahasaan oleh BBSU serta pada Januari-November 2023 sudah 118 kasus kebahasaan yang terlayani.
"Selain itu kita juga menggelar kegiatan untuk generasi muda dengan melaksanakan Bengkel Sastra dan Musikalisasi Puisi Digital," ujar Hidayat dalam kegiatan Taklimat Media yang dipandu Hasan Al-Banna di City Hall, Medan, Selasa (5/12/).
Lebih lanjut, Hidayat menjalaskan dalam program Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI), BBSU telah melakukan sosialisasi dan pengujian kepada 9.030 peserta yang terdiri dari siswa SMP, SMA, mahasiswa, dosen dan guru. Pada akhir tahun, BBSU menargetkan 10.000 peserta UKBI.
"Dari hasil UKBI dapat terpetakan bahwa tingkat kemahiran siswa SMP dan SMA berada di level semenjana (menengah). Dengan pemetaan tersebut, kita akan terus berupaya melakukan sosialisasi dan peningkatan kebahasaan melalui program-program strategis di masa yang akan datang. Perlu diingat bahwa UKBI tidak berhubungan langsung dengan materi ajar di sekolah, sebab UKBI dilakukan untuk melihat sejauh mana pola komunikasi dengan Bahasa Indonesia dilakukan, dan untuk level SMP, tingkat semenjana sudah bagus," ujarnya.
Sementara pada program perkamusan dan peristilahan, BBSU melakukan penyusunan Kamus Ulu-Indonesia yang berisi 3.650 lema. BBSU juga menginventarisir 500 lema untuk diusulkan masuk ke dalam KBBI. "Untuk program perlindungan dan pemodernan, BBSU telah melakukan revitalisasi untuk sejumlah bahasa daerah yang penuturnya hampir punah," katanya.
Bahasa tersebut di antaranya Bahasa Batak Diaek Angkola dan Dialek Toba, serta Bahasa Melayu untuk Dialek Sorkam, Panai, Asahan dan Langkat. Sementara untuk KKLP Penerjemahan, BBSU melakukan penerbitan buku bacaan anak berbahasa daerah.
Total ada 70 buku lebih berhasil diterbitkan BBSU di tahun 2023 ini, yang berasal dari karya 10 pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak Dwibahasa, hasil Bimtek Penerjemahan Cerita Anak, penerjemahan Naskah Budaya Bahasa Daerah, dan hasil Bimtek Juru Bahasa Isyarat.
Selain program tersebut, BBSU juga terus melakukan upaya peningkatan literasi melalui berbagai kegiatan literasi, salah satunya pemutakhiran komunitas literasi. "Juga melalui festival literasi yang melibatkan 80 pegiat literasi dari 37 komunitas literasi (Komlit) di 20 kabupaten/kota. Bertujuan membina Komlit dengan pelatihan manajemen, keterampilan, dan penyusunan program literasi," tambahnya.
Sementara itu, untuk program peningkatan internasionalisasi bahasa Indonesia yakni dengan seminar atau penguatan kompetensi Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA). Penguatan Kompetensi Tenaga Pengajar Bahasa Indonesiabagi Penutur Asing diselenggarakan dengan tema 'Mewujudkan Tenaga Profesional Pengajar BIPA di Sumatera Utara'.
"Ini bertujuan untuk memberikan pengarahan terkait dengan program BIPA di Sumatera Utara, meningkatkan kompetensi tenaga pengajar BIPA, dan menjalankan fungsi dan strategi Diplomasi Kebudayaan melalui pengajaran bahasa kepada penutur asing," jelasnya. Seperti yang diketahui, saat ini bahasa Indonesia sudah diajarkan di 52 negara, salah satunya di Harvard University juga sudah memasukkan Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah.
"Jadi salah satu capaian nasional bahasa Indonesia sudah masuk bahasa resmi di sidang UNESCO, hal ini tentu membutuhkan lanjutan, artinya setelah sudah masuk mau ngapain lagi. Itu sebabnya banyak hal yang harus dilakukan salah satunya BBSU melakukan penguatan kompetensi BIPA," pungkasnya.
Selain itu, pada 2023, BBSU di bawah kepemimpinan Hidayat Widiyanto berhasil memboyong sejumlah penghargaan, di antaranya peringkat kedua penilaian kualitas penyusunan laporan keuangan dari KPPN Medan I Kemenkeu, penghargaan dari The Japan Foundation, Pemerintah Gunung Sitoli, Kabupaten Labusel, Tapsel, Asahan, Padangsidimpuan, Humbahas, Tapteng dan Tapanuli Utara atas kerja-kerja pembinaan dan pelestarian bahasa dan sastra di Sumatera Utara.