Apalagi banyak generasi muda yang tidak lagi berbahasa Simalungun, dan berpakaian adat Simalungun, malah terpengaruh dengan gawai.
Harapannya, festival tortor dan marturi-turian ini menjadi daya tarik untuk mengenal budaya daerah dan mampu mengurangi pengaruh gawai.
Bupati menyampaikan apresiasi karena festival tersebut sebagai satu upaya mengingat sejarah dan mempertahankan jati diri budaya Kabupaten Simalungun.
Untuk itu, Bupati berharap festival tortor dan marturi-turian agar terus dilaksanakan secara berkelanjutan dan dibuat dalam kalender kegiatan Pemkab Simalungun.