Medan (ANTARA) - PT Pegadaian Kanwil I Medan, Sumatera Utara mencatat hingga 11 Oktober 2023, wanprestasi nasabah mereka kurang dari tiga persen, yakni 2,93 persen untuk layanan non-gadai dan 0,7 persen untuk produk gadai.
"Itu masih wajar karena kehidupan, kebutuhan dan kondisi ekonomi masyarakat fluktuatif," ujar Kepala Bagian Analisa Bisnis dan Evaluasi Kinerja PT Pegadaian Kanwil I Medan Agung Wicaksono di Medan, Kamis (12/10).
Ia menyebut istilah wanprestasi karena tidak semua nasabah yang wanprestasi itu gagal bayar.
Pegadaian Kanwil I Medan aktif melakukan penagihan-penagihan kepada nasabah dengan pelunasan macet.
"Dari besaran itu, tidak 100 persen gagal bayar. Selain penagihan, kami juga melakukan mitigasi risiko dengan penjaminan ke pihak asuransi," kata dia.
Dia mengatakan pihak asuransi dilibatkan agar perusahaan tidak dirugikan jika nasabah tidak bisa menunaikan kewajiban.
Ke depan, pihaknya akan terus mempertajam kemampuan sumber daya manusia Pegadaian Kanwil I Medan agar dapat menilai kemampuan nasabah dalam membayar.
"Kami memperkuat sumber daya pegawai baik dari sisi analisis dan integritasnya. Selama ini semua sudah berjalan baik, terlihat dari angka wanprestasi nasabah," kata dia.
Deputi Operasional PT Pegadaian Kanwil I Medan Basuki Tri Andayani menyebut keberhasilan PT Pegadaian Kanwil I Medan menekan persentase wanprestasi atau gagal bayar tidak lepas dari kebijakan perusahaan yang pada umumnya melayani masyarakat biasa, bukan perusahaan besar.
Hal itu, katanya, membuat kondisi keuangan Pegadaian Kanwil I Medan terjaga sehat.
"Kami relatif sehat di tengah 90 persen layanan itu produk gadai. Yang namanya produk gadai itu jaminan sehingga kalau tidak membayar maka bisa dilakukan proses lelang," ujar dia.