Dia pun meminta semua pihak supaya menahan diri untuk tidak menyebarkan informasi soal beras SPHP yang menyesatkan masyarakat di tengah tingginya harga beras.
Beras SPHP didistribusikan oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas dan, jika memungkinkan, mendorong penurunan harga beras.
"Selain itu, ada pula penyaluran bantuan pangan. Kami terus menjaga ketersediaan stoknya," ujar Arif.
Sebelumnya, beredar video di media sosial yang menyatakan bahwa beras SPHP di Kota Binjai, Sumatera Utara, diduga mengandung plastik.
Di dalam video tersebut, seorang ibu yang mengaku mendapatkan beras SPHP itu dari pasar murah di Binjai, melempar kepalan nasi hasil olahan beras tersebut ke lantai. Nasi tersebut memantul dan itu yang menimbulkan kecurigaan sang ibu terhadap beras itu.
Arif mengatakan bahwa kabar itu hoaks lantaran beras-beras impor Bulog yang ditujukan untuk SPHP sudah melalui serangkaian pemeriksaan sebelum disebarkan ke masyarakat.
Beras-beras yang didatangkan dari beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Myanmar Pakistan dan Kamboja itu telah dicek oleh Balai Karantina Pertanian dan PT Sucofindo.
Selain itu, beras-beras tersebut juga diperiksa di laboratorium, salah satunya milik Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Medan.