Ibu tersebut lalu melempar beras yang sudah ditanak ke lantai dan memantul. Untuk harganya, sang ibu mengaku membelinya dengan harga Rp145 ribu untuk berat 10 kilogram.
"Tentu itu beras premium. Namun anggapan ibu itu membuat masyarakat resah. Itulah kenapa kami melakukan pengecekan. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan informasi yang tidak valid," tutur Gelora.
Dia pun menambahkan beras tidak bisa langsung disimpulkan sintetis jika hanya dites dengan sentuhan atau pantulan.
Gelora mengaku sudah mencoba hal serupa di kediamannya yakni memantulkan nasi hasil olahan beras asli medium dan premium. Hasilnya, keduanya memang mental.
"Yang bisa dijadikan kebenaran adalah hasil laboratorium. Jadi mesti disepakati supaya masyarakat tidak sembarangan memberikan asumsi yang meresahkan," ujar dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DKP3 Kota Medan periksa 15 sampel beras terkait isu beras sintetis