Kota Sibolga (ANTARA) - Guna menjaga stabilan harga beras di pasar tradisional. Kepala Bulog Sibolga Ahmad Fadly ingatkan Rumah Pangan Kita (RPK) tidak menjual harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan oleh Bulog.
Dalam dua minggu terakhir masyarakat mengeluhkan harga beras berangsur naik, menanggapi akan hal tersebut. Kepala Bulog Sibolga Ahmad Fadly, saat di konfirmasi Kamis (21/09) mengatakan.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Bulog Kota Sibolga- Kabupaten Tapanuli Tengah,telah melakukan Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang dikenal dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah.
Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Bulog telah dilontarkan kepada Rumah Pangan Kita (RPK) yang merupakan outlet binaan Bulog di pasar-pasar Tradisional Sibolga-Tapteng.
"Dengan adanya 62 Rumah Pangan Kita (RPK) outlet binaan Bulog di Sibolga-Tapteng, dengan pasokan beras yang diberikan Bulog untuk satu RPK per minggunya sebanyak Dua Ton. Tentu kita harapkan dapat menjaga kestabilan harga beras di pasar," katanya.
Masih katanya, sebelum RPK bekerjasama dengan Bulog, terlebih dahulu membuat komitmen dan perjanjian agar beras tidak dijual belikan di atas harga Het.
"Sebelum kerjasama ini terjalin, kita dari Bulog telah membuat perjanjian bersama dengan para RPK tidak memperbolehkan melakukan juala beli di atas Rp. 11.500 - per kilogram dengan nila tebus per kilogram oleh RPK ke Bulog Rp. 10.250.-," ujarnya.
Lanjutnya, jika nantinya Bulog menerima laporan dari petugas dan pengawasan ditemukan adanya RPK menjual dari harga Het. kakan izin akan dicabut dan tidak lagi menjadi outlet binaan Bulog.
"Kita akan lakukan evaluasi terhadap RPK yang telah melanggar perjanjian dan akan ditindak tegas dengan mencabut izin kerjasama dengan Bulog," pungkasnya.