"Saat ini para petani yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian padi terpaksa harus rela menganggur karena tidak adanya pekerjaan lain," ujarnya.
PPK SKPD-TPOP Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara Wendi Prayudi yang dikonfirmasi ANTARA, Selasa (11/9) menyampaikan, kurangnya pasokan air pada lahan pertanian yang berada dicakupan saluran primer Batang Gadis kanan disebabkan kerusakan Siphon yang berada di bawah jembatan Aek Pohon.
"Namun, kerusakan kerusakan itu telah selesai diperbaiki dan dinyatakan sudah berfungsi," katanya.
Sedangkan, minimnya pasokan air bagi areal pertanian yang berada dicakupan saluran sekunder Sipolu-polu diakibatkan banyaknya tumpukan sampah dan endapan sedimen.
"Awal tahun 2024 diperkirakan bulan Februari saluran itu akan kita keruk sehingga air dapat mengalir dengan baik. Kalau untuk tahun ini kita belum punya anggaran. Insya Allah diawal tahun akan kita keruk," jelas dia.
Wendi menyebut, banyaknya tumpukan sampah yang berada disaluran itu disebabkan kurangnya kesadaran warga dalam menjaga lingkungan yakni dengan membuang sampah secara sembarangan disepanjang saluran.
Untuk itu dia berharap kepada warga agar sama-sama menjaga lingkungan yakni dengan tidak membuang sampah ke saluran irigasi.
"Untuk mengantisipasi tumpukan sampah itu, kita juga sudah sering memberikan imbauan kepada warga untuk tidak membuang sampah ke saluran irigasi. Kita berharap agar masyarakat juga ikut sama-sama menjaga kebersihan saluran sehingga pasokan air dapat mengalir dengan lancar," harap dia.