Jakarta (ANTARA) - Praktisi Kesehatan Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta dr Astuti mengatakan kondisi kesehatan yang buruk turut mampu menyebabkan insomnia (gangguan sulit tidur).
"Insomnia bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan yang buruk, seperti pada penderita demensia, diabetes, hingga pada pasien pasca-stroke," kata Astuti dalam siniar tentang gangguan tidur yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Selain sejumlah penyakit tersebut, kata Astuti, insomnia juga dapat dipicu oleh penderita penyakit paru kronis, autoimun, jantung, serta parkinson.
Insomnia, kata dia, juga dapat dipengaruhi oleh pengaruh obat yang dikonsumsi, seperti pada kortikosteroid yang dikonsumsi oleh pengidap penyakit paru, serta obat dari penyakit asma.
"Kondisi psikis yang buruk seperti stres, banyak pikiran, atau berada di tempat yang baru juga dapat mengganggu pola tidur yang mengakibatkan insomnia," ujarnya.
Normalnya, ucap dia, seseorang akan secara otomatis mengantuk pada sekitar pukul delapan sampai sembilan malam, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 30 menit dari saat merebahkan diri, sampai memulai tidurnya. Namun pada penderita insomnia, umumnya hal tersebut tidak berlaku.
Dokter: Kondisi kesehatan yang buruk dapat sebabkan insomnia
Senin, 4 September 2023 15:39 WIB 821