"Itu artinya, Sumut dapat mengendalikan inflasi di tiga persen plus minus satu (batas inflasi dari Bank Indonesia)," tutur Nurul.
Secara tahunan, inflasi Sumut sangat dipengaruhi oleh harga bensin (0,93 persen), kemudian beras (0,50 persen), rokok kretek filter (0,27 persen), angkutan dalam kota (0,19 persen) dan daging ayam ras (0,17 persen).
Deflasi disumbang harga cabai merah (-0,99 persen), bawang merah (-0,28 persen), cabai rawit (-0,21 persen), angkutan udara (-0,10 persen) dan cabai hijau (-0,09 persen).
Secara bulanan, dari lima kota yang menjadi lokasi pengukuran indeks harga konsumen (IHK), BPS Sumut menyatakan semuanya mengalami inflasi pada Juli 2023.
Inflasi tertinggi ada di Gunungsitoli (1,30 persen persen), kemudian Padang Sidempuan (0,46 persen), Sibolga (0,35 persen), Medan (0,28 persen) dan Pematangsiantar (0,10 persen).
Berdasarkan catatan BPS, inflasi "month to month" di Gunungsitoli menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera pada Juli 2023.