"Medan sangat melekat pada nilai budaya Melayu hingga peninggalan sejarahnya," katanya.
Istana Maimun contohnya, sebagai landmark Kota Medan menjadi daya pikat para turis lokal maupun internasional karena menjadi bukti sejarah budaya Melayu di dunia.
Ketua umum Yayasan Sultan Ma'moen Al Rasyid, Tengku Reizan Ivansyah menegaskan, kegiatan tersebut diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan atau mengingatkan kembali sejarah, seni dan kebudayaan Melayu, khususnya di kalangan generasi muda yang rentan terjerat dengan kebudayaan asing dan melupakan sejarah dan kebudayaan bangsa sendiri.
"Generasi muda diharapkan lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitar, menjadi lebih kreatif untuk melestarikan budaya bangsa seperti Melayu," katanya.
Pembicara lainnya, Khairul Adnan yang menjabat Executive Chef di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, menyebutkan, sebenarnya mengenal dan memperkuat dan mempertahankan kebudayaan khususnya suku sendiri dimulai dari keluarga di rumah.
Misalnya dari mengenalkan anak-anak makanan khas suku seperti Melayu. "Lewat makanan, anak-anak mengenal dan mencintai suku dengan seni dan budayanya," katanya.