Medan (ANTARA) - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Sumatera Utara (Sumut) melakukan sosialisasi tentang Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada pengunjung Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU).
"Program RTLH tersebut saat ini masih on progress. Kita harapkan secepatnya, bulan Agustus nanti bisa kelar," ujar Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Sumut Khairul Anwar Pasaribu, di Medan, Rabu.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya melakukan sosialisasi terkait bagaimana kriteria untuk mendapatkan bantuan Program RTLH serta prosedur untuk bantuan bedah rumah
Ia mengatakan program itu untuk menangani rumah tidak layak huni masyarakat yang berpenghasilan rendah, dengan melibatkan swadaya masyarakat.
"Bantuan tersebut diberikan berupa dana stimulan sebanyak Rp 30 juta untuk masing-masing rumah yang akan dibangun atau direhab. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan kualitas hunian masyarakat melalui pemberian bahan bangunan sebagai stimulan kepada penerima manfaat," kata Khairul.
Dinas Perkim Sumut, lanjutnya, mencatat sudah memberikan bantuan program rehabilitasi terhadap 625 rumah tidak layak huni di 14 kabupaten/kota. "Adapun rincian 625 rumah yang direhabilitasi pada tahun 2023 itu yakni Kota Binjai (50 unit), Kabupaten Asahan (25 unit), dan Kabupaten Batubara (75 unit)," ujar Khairul.
Kemudian Kabupaten Humbang Hasundutan (50 unit), Kabupaten Labuhan Batu Selatan (50 unit), Kabupaten Labuhanbatu Utara (25 unit), Kabupaten Mandailing Natal 100 unit.
Selanjutnya Kabupaten Simalungun (25 unit), Kabupaten Tapanuli Utara (50 unit), Kabupaten Tapanuli Tengah (50 unit), Kabupaten Toba (25 unit), Kabupaten Nias Utara (25 unit), Kabupaten Padanglawas (25 unit) ,dan Kabupaten Samosir (50 unit)
Ia mengatakan dari tahun 2018 hingga tahun 2023 Dinas Perkim Sumut sudah melakukan rehabilitasi rumah tidak layak huni sebanyak 2.950 unit.
"Tahun 2022 ada sekitar 417 rumah yang menjadi sasaran rehab rumah tidak layak huni. Jumlah itu tersebar di 12 kabupaten/kota. Untuk tahun ini alokasi anggaran sebesar Rp30 juta per rumah, jadi totalnya Rp18 miliar lebih," katanya.