Mempertebal keakraban Qatar dan Indonesia melalui pasar tradisional
Oleh Michael Teguh Adiputra Siahaan Senin, 26 Juni 2023 10:27 WIB 37149
Menurut tesis Heba Osama Tannous untuk Qatar University berjudul "Traditional Marketplaces in Context: A Comparative Study of Souq Waqif in Doha, Qatar and Souq Mutrah in Muscat, Oman" (2020), Doha didirikan di sepanjang pasar tertua di Qatar, Souq Waqif yang berusia lebih dari 200 tahun.
Souq Waqif berlokasi di dasar sungai kering yang disebut "Wadi Musheireb". Pasar itu masih berdiri sampai saat ini dan berstatus sebagai destinasi wisata di Qatar.
Seperti halnya di Indonesia, pasar tradisional di Qatar juga menjual beragam dagangan, mulai dari rempah-rempah, beras, bahan makanan, kudapan tradisional, suvenir, perkakas hingga buah-buah kering.
Souq Waqif terus berkembang dan pada abad ke-21, tempat tersebut diperbesar menjadi tiga zona perdagangan utama.
Dalam "Rehabilitation as a Catalyst of Sustaining a Living Heritage: The Case of Souk Waqif in Doha, Qatar" (2014), Djamel Boussaa dari Departemen Arsitektur dan Perencanaan Kota Qatar Unversity menyebut tiga zona itu yakni area grosir dan retail untuk penjualan makanan, lalu toko-toko kecil yang menjual kriya serta, terakhir, pasar bebas di luar ruangan.
Seiramanya denyut budaya di pasar tradisional Qatar dan Indonesia tentu saja dapat diubah menjadi energi untuk semakin mempererat keakraban kedua negara yang telah membuka hubungan diplomatik sejak tahun 1976.
Oleh sebab itu, tepat rasanya menyertakan pasar tradisional sebagai bagian dari perjalanan kuliner Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture. Melalui semangat yang timbul dari pasar tradisional, pertalian masyarakat Qatar dan Indonesia seharusnya semakin kuat.
Dan, bukan tidak mungkin Qatar dan Indonesia dapat memiliki hidangan khusus yang bahannya berasal dari rempah, bumbu, sayur dan buah-buahan yang berasal dari pasar tradisional di negara masing-masing.
Koki Indonesia Muhammad Arsyan Dwianto, peringkat ketiga ajang adu masak "MasterChef Indonesia" musim kesembilan (2022) yang turut menemani Hassan Abdullah Alibrahim dan Noof Al Marri di Pasar Petisah, yakin hal itu bisa terjadi.
"Ke depan, semoga Qatar dan Indonesia memiliki culinary relationship sehingga kedua negara memungkinkan untuk saling bertukar ilmu serta bahan-bahan masakan. Perpaduannya berpotensi membuat makanan Qatar dan Indonesia semakin menarik dan mendunia," ujar Arsyan.
Pernyataan senada juga diutarakan Santhi Serad. Kuliner, bagi Santhi, dapat menjadi modal diplomasi Qatar dan Indonesia dalam upaya untuk terus menjaga hubungan baik.
Kolaborasi masakan dua negara tersebut diyakininya mampu menghasilkan sajian sedap yang kaya rasa, apalagi perjalanan kuliner Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture dilakukan di tiga wilayah Indonesia yakni Papua pada 19-24 Juni 2023, Medan (24-26 Juni 2023) dan Bali (27 Juni-2 Juli 2023) yang memiliki ciri masakan yang berbeda-beda.
"Saya pikir bisa banget dikolaborasikan bumbu-bumbu di sini dengan yang dari Qatar. Kedua negara dapat memperkenalkan kebudayaan masing-masing melalui diplomasi kuliner," tutur Santhi.