Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution menekankan penanganan stunting (kekerdilan) harus dimulai dari perencanaan dan anggaran yang tepat.
"Pemanfaatan anggaran tersebut mestilah dirasakan langsung oleh balita stunting," ucap Bobby ketika membuka Rembuk Stunting Tingkat Kota Medan 2023 di Medan, Rabu.
Wali kota sempat menyinggung tentang penganggaran penanganan stunting di suatu daerah agar jangan sampai terjadi di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
"Pemanfaatan anggaran tersebut mestilah dirasakan langsung oleh balita stunting," ucap Bobby ketika membuka Rembuk Stunting Tingkat Kota Medan 2023 di Medan, Rabu.
Wali kota sempat menyinggung tentang penganggaran penanganan stunting di suatu daerah agar jangan sampai terjadi di Ibukota Provinsi Sumatera Utara.
Ia melanjutkan di suatu daerah tersebut miliki anggaran penanganan stunting sebesar Rp10 miliar, di antaranya Rp3 miliar digunakan untuk perjalanan dinas.
"Dari anggaran sebesar itu, sebanyak Rp3 miliar untuk perjalanan dinas, Rp2 miliar untuk rapat, dan lain-lain Rp2 miliar. Baru sisanya makanan tambahan," bebernya.
Wali kota berpesan kepada Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman agar benar-benar memperhatikan penganggaran penanganan stunting, sehingga bisa diperuntukkan untuk kegiatan yang tepat.
Bobby juga mengapresiasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan dan semua pemangku kepentingan yang telah menurunkan angka stunting di Kota Medan.
"Saya berharap target nasional prevalensi stunting yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo yakni 14 persen di 2024 dapat terwujud," ungkap Wali Kota Medan.
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman yang merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan melaporkan, tujuan percepatan penurunan stunting guna mencapai target nasional prevalensi sebesar 14 persen pada 2024.
Di Kota Medan sendiri, ungkapnya, jumlah balita stunting secara umum mengalami penurunan setiap tahunnya.
Data Dinas Kesehatan Medan menyebut, jumlah anak stunting pada Februari 2022 sebanyak 550 dan Agustus 2022 mengalami penurunan menjadi 364 serta pada Februari 2023 kembali turun menjadi 298 balita.
"Selama tahun 2022, telah disusun program dan kegiatan intervensi penurunan stunting yang terintegrasi terdiri atas 15 program, 16 kegiatan dan 29 sub kegiatan dilaksanakan 11 perangkat daerah dan 36 kelurahan," jelas Aulia.
"Dari anggaran sebesar itu, sebanyak Rp3 miliar untuk perjalanan dinas, Rp2 miliar untuk rapat, dan lain-lain Rp2 miliar. Baru sisanya makanan tambahan," bebernya.
Wali kota berpesan kepada Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman agar benar-benar memperhatikan penganggaran penanganan stunting, sehingga bisa diperuntukkan untuk kegiatan yang tepat.
Bobby juga mengapresiasi Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan dan semua pemangku kepentingan yang telah menurunkan angka stunting di Kota Medan.
"Saya berharap target nasional prevalensi stunting yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo yakni 14 persen di 2024 dapat terwujud," ungkap Wali Kota Medan.
Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman yang merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Medan melaporkan, tujuan percepatan penurunan stunting guna mencapai target nasional prevalensi sebesar 14 persen pada 2024.
Di Kota Medan sendiri, ungkapnya, jumlah balita stunting secara umum mengalami penurunan setiap tahunnya.
Data Dinas Kesehatan Medan menyebut, jumlah anak stunting pada Februari 2022 sebanyak 550 dan Agustus 2022 mengalami penurunan menjadi 364 serta pada Februari 2023 kembali turun menjadi 298 balita.
"Selama tahun 2022, telah disusun program dan kegiatan intervensi penurunan stunting yang terintegrasi terdiri atas 15 program, 16 kegiatan dan 29 sub kegiatan dilaksanakan 11 perangkat daerah dan 36 kelurahan," jelas Aulia.