Perempuan dapat melakukan pemeriksaan secara rutin melalui “Periksa Payudara Sendiri” atau SADARI dan “Periksa Payudara Klinis” atau SADANIS.
SADARI mudah dilakukan asal dilakukan dengan cara yang tepat, rutin, disiplin dan bila ada benjolan yang menetap dan tidak sakit segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat. SADARI dapat dilakukan pada 7 hingga 10 hari setelah menstruasi.
Kanker payudara stadium lanjut dapat dicegah bila ditemukan dalam stadium awal, dan ingat bahwa tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Sementara SADANIS dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang kompeten.
Untuk menghindari kanker payudara, maka perlu menerapkan pola perilaku hidup sehat dan menghindari makanan pemicu kanker payudara, diantaranya daging merah yang dibakar, alkohol, gula, susu tinggi lemak dan produk olahannya, maupun daging yang sudah diproses. Saat ini, gaya hidup yang kurang sehat memiliki andil besar pada kondisi kesehatan seseorang.
Sebelumnya, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) melakukan sosialisasi deteksi dini kanker payudara di sejumlah lokasi. Salah satunya di SMA Taruna Nusantara, Magelang.
Sosialisasi kepada siswa SMA tersebut perlu dilakukan mengingat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Sensus Penduduk 2020 menunjukkan penduduk Indonesia didominasi generasi Z (generasi muda) yakni sebanyak 74,93 juta atau 27,94 persen. Literasi kesehatan perlu diberikan agar generasi muda lebih peduli dengan kesehatan dirinya.